Pilgub Kalbar

Karolin-Gidot Kedepankan Kearifan Lokal dalam Mengelola SDA di Kalbar

Dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam di Kalimantan Barat, pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Pasangan calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot saat mengikuti debat publik antar pasangan calon di Qubu Resort, Jalan A Yani II, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (5/5/2018) pukul 19.30 WIB. Debat publik antar pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Kalimantan Barat periode 2018-2023 putaran kedua ini mengangkat tema Pembangunan Ramah Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam di Kalimantan Barat, pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Kalbar nomor urut 2, Karolin-Gidot, akan mengedepankan kearifan lokal.

"Pengelolaan kekayaan alam Kalimantan Barat yang kami tawarkan dalam visi dan misi kami, berbasis pada kearifan lokal," ujar Cagub Karolin dalam debat publik kedua Pilgub Kalbar di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu (5/5/2018) malam.

Baca: Bisa Lihat Kejadian Aneh, Ramalan Gadis Indigo Terkait Kondisi Indonesia Tahun 2019 Bikin Merinding

Karolin menegaskan, melibatkan masyarakat yang hidup di wilayah hutan dalam mengelola sumber daya alam merupakan salah satu komitmennya dalam membangun Kalbar hebat berbasis kearifan lokal.

Komitmen Karolin menjaga dan mengelola sumber daya alam di Kalbar dengan melibatkan masyarakat, telah ia buktikan di Kabupaten Landak. Puluhan ribu hektare lahan, telah ia canangkan untuk direvitalisasi yang nantinya juga akan berdaya manfaat bagi masyarakat dan daerah.

"Saya sebagai Bupati Landak sudah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat 22 ribu lahan hutan adat, yang nantinya kita akan lakukan revitalisasi, penanaman kembali. Dari hutan itu kita bangun ekowisata, kita buat sumber energi terbarukan seperti biodiesel," ungkapnya.

Baca: Peringati Isra Miraj, Wadan Lantamal Harap Mantapkan Iman dan Takwa Prajurit TNI AL

"Kami sudah mulai menanam seperti kemiri sunan yang merupakan campuran bahan baku pesawat terbang. Dengan 500 hektare kita sudah bisa bikin pabrik," terang dia.

Merespon pertanyaan dari tim perumus debat publik kedua yang meminta Paslon nomor urut 2 untuk menjelaskan upaya rehabilitasi hutan di Kalbar, secara tegas Karolin mengatakan, pemerintah wajib mengelola lahan dan hutan berbasis kearifan lokal.

"Jadi, pengelolaan alam berbasiskan kearifan lokal adalah kunci keberhasilannya," tutup Karolin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved