Terkait Penanganan Difteri di Kota Pontianak, Herman Hofi Beri Dua Catatan Ini

Harus secara masif dilakukan disemua lini masyarakat termasuk anak sekolah.

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUPONTIANAK.CO.ID/FILE
Herman Hofi Munawar 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota  DPRD Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar menegaskan apa yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan  Pontianak  memberikan  vaksin pada 190 ribu yang berada di umur 19 tahun kebawah sangat tepat. Namun ia memberikan catatan harus ada langkah lain yang  dilakukan  selain memberikan  vaksin tersebut. 

Setidaknya ada dua hal yang harusnya dilakukan  oleh Dinas Kesehatan, imunisasi  atau vaksi ini memang hharus dilakukan dan itu memang bagus.  Harus secara masif dilakukan  disemua lini masyarakat  termasuk anak sekolah.  

"Saya pikir ini sudah berjalan  dan terus harus berjalan.  Tetapi imunisasi ini ada efek samping dan  ini harus mampu diantisipasi oleh dinas terkait jagan sampai orangtua dan masyarakat  kecewa akibat dari imunisasi  ini yang nantinya tak ada perlakuan  oleh dinas," ucap Politisi  PPP,  Hetman Hofi Munawar yang duduk di DPRD Kota Pontianak,  Selasa (10/4/2018).

(Baca: Ngeri! Segini Angka Laka di Kabupaten Mempawah Triwulan Pertama 2018 )

Ia ceritakan adanya komplen dari masyarakat  setelah anaknya diimunisasi  bukan hanya isapan jempol belaka. Ini  sudah terjadi, begitu adanya imunisasi  dan terjadi sesuatu diluar dugaan orangtua kalut dan timbul kontra,  maka pihak puskesmas lalu kalang kabut juga pada kasus tersebut. 

"Ini baru saja terjadi dan masyarakat  lapor pada saya di DRPD dan kita laporkan pada dinas baru ditangani.  Jadi hal semacam ini tidak boleh terjadi lagi, kita harap para petugas dilapangan harus gesit menanggapi semisal ada kasus yang tak diingin setelah adanya imunisasi, sehingga tak menimbulkan efek negatif di masyarakat  lalu membuat mereka enggan membawa anaknya imunisasi," cerita Herman Hofi

Langkah kedua disebutnya sudah semestinya dinas kesehatan melakukan edukasi pada masyarakat  dan masyarakat diberikan kejelasan yang sejelas-jelasnya.  

(Baca: Subhan Nur: Masih Banyak Persoalan Masyarakat di Kalbar Yang Harus Dituntaskan )

Terkait faktor apa yang menyebabkan timbulnya difteri,  dan bagaimana  masyarakat  berusaha menghindari  penyakit  difteri itu.  Sekarang ini masyarakat  tidak tahu apa itu difteri dan apa penyebabnya sehingga tak bisa mengantisipasi. 

"Saya pikir langkah itulah yang harus dilakukan  dinas terkait. Tak hanya difteri yang harus diwaspadai,  namun penyakit  lainnya juga harus diantisipasi," tegasnya. 

Sekarang ini menurut  Herman memang sulit untuk mendeteksi penyakit, karena  sudah terjadi perubahan  sistem. Selain penyakit baru muncul, juga ada penyakit dengan musim tertentu.  

Maka harus  ada langkah yang dilakukan  pertama penguatan  dari puskesmas  yang artinya harus proaktif dan bukan hanya menunggu masyarakat  datang berobat tapi mereka juga harus terus berkomunikasi  dengan masyarakat  dan kelompok  warga yang ada.  

Maka personel juga harus ditambah,  sehingga pihak puskesmas  bisa secara dini mendeteksi penyakit apa yang akan muncul  di masyarakat.  Jangan sampai sudah mewabah baru kalang kabut.  

"Ini sebenarnya gerakan puskesmas  kita lambat,  maka puskesmas  sebagai ujung tombak ini mereka harus proaktif mendeteksi dini penyakit yang ada di masyarakat  terutama  penyakit  yang menular. Gunakan tenaga yang baru lulusan itu juga bisa ,  atau lainnya,  saya fikir jika langkah puskesmas kongkrit dan proaktif  maka dapat dengan mudah mendeteksi penyakit yang ada di masyarakat jangan sampai menjadi wabah," ujarnya. 

Lebih lanjut disebutnya dalam penganggaran pun puskesmas harus lebih besar  terutama terkait publik  edukasinya dan adanya tim monitoring.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved