Sepanjang 2018, Terjadi 17 Kasus Suspek dan Dua Positif Difteri di Kota Pontianak
Dinas Kesehatan Kota Pontianak menargetkan 190 ribu warga Pontianak nyang masih barumur 19 tahun kebawah untuk divaksin guna mencegah difteri
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dinas Kesehatan Kota Pontianak menargetkan 190 ribu warga Pontianak nyang masih barumur 19 tahun kebawah untuk divaksin guna mencegah difteri yang sempat menghebohkan hampir seluruh daerah di Indonesia beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu menegaskan jika pihaknya telah menargetkan 190 ribu warganya untuk mendapatkan vaksin anti difteri.
"Sekarang kita sedang melakukan imunisasi masal, khususnya pada anak-anak yang berada dibawah umur 19 tahun atau remaja," ucapnya saat diwawancarai, Selasa (10/4/2018).
Baca: Cegah Penyeberan Penyakit, Yasarini Lanud Supadio Lakukan Vaksinasi Difteri Pada Anak-anak TK
Kasus difteri di Kota Pontianak dijabarkannya selama 2018 ini ada dua yang positif dan 17 kasus kategori suspek. Untuk suspek ini setelah diperiksa secara medis ternyata hasilnya negatif.
Sementara 2017 lalu ada, ada tujuh kasus suspek difteri di Kota Pontianak.
Kategori suspek belum tentu ia positif, hanya saja ada gejala dan tanda-tanda saja namun pihak keluarganya segera membawa dan memeriksakannya secara medis.
"Memang ada selama ini, tapi belum ada yang positif. Hanya Januari saja ada yang positif dua orang. Jadi anak-anak dengan gejala itu, tetap kita catat dan kita awasi terus," tegasnya.
Selama ini kasus yang suspek atau terduga itu pada tahun 2018 ada 17 kasus dan positif ada dua orang.
Dengan diberikan vaksin pada target 190 ribu suntikan bagi mereka yang berada dibawah umur 19 tahun diharapkan dapat mencegah terjadi korban lain yang terjangkit difteri maupun mereka yang suspek.
Baca: Ritual Bunuh Diri Paling Mengerikan Tapi Terhormat, Hanya Ada di Jepang
Sampai hari ini dari target 190 ribu warga, sudah tercapai sekitar 80 persen yang disuntik vaksin. Dinas Kesehatan Pontianak mengejar lagi minimal 95 persen dari target harus di vaksin.
Vaksin sendiri diberikan secara gratis pada masyarakat dan sistemnya petugas bisa mendatangi sekolah, basis masyarakat dan masyarakat sendiri mendatangi pos pelayanan.
"Kebanyakan memang petugas yang mendatangi masyarakat terutama pada sekolah," pungkasnya.