Dishangpang Hortikan Sanggau Siapkan 20 Pompa Air
Petani diimbau agar bisa membaca situasi. Jangan sampai begitu menanam padi, musim kemarau tiba atau begitu bulir pad berisi, kemarau datang
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Hangpang Hortikan) Kabupaten Sanggau, John Hendri menyampaikan, pihaknya menyiapkan 20 pompa air untuk menghadapi kemarau yang diprediksi pada Mei mendatang.
“Pompa itu nantinya akan didistribusikan ke kelompok-kelompok tani. Terutama di daerah-daerah yang dinilainya kurang air. Misalnya di daerah eks cetak sawah. Di situ kan biasanya banyak parit yang sudah dibangun tapi airnya kecil. Jadi apabila di kelompok-kelompok tani ada sumber air, mungkin bisa ditarik (airnya) dengan pompa,” katanya, Selasa (10/4/2018).
Baca: Kunjungan ke Entikong PH-YO: Jangan Hanya Lihat dari Satu Sisi yang Belum di Bangun
Selain itu, Hendri mengakui, Dishangpang Hortikan Sanggau, sudah melakukan beberapa kegiatan untuk mengantisipasi datangnya kemarau. Selain pompa air, juga dengan membuat embung untuk menampung air sementara.
“Karena inikan bicaranya kemarau. Selama ini kan masih berharap dari air hujan. Kalaupun ada embung, yang berasal dari daerah air hujan. Sungai, parit, saluran, juga akan mengalami kekurangan,” ujarnya.
Baca: Kapolsek Beberkan Kronologi Diamankannya Sabu Dari 2 Pria di Tayan Hilir
Akan tetapi berdasarkan prediksi, sampai April ini masih ada hujan, walaupun intensitasnya tidak tinggi.
Untuk itulah, petani diimbau agar bisa membaca situasi tersebut. Jangan sampai begitu menanam padi, musim kemarau tiba atau begitu bulir padi sudah berisi, kemarau datang. Dikatakanya, tidak seorangpun bisa menahan tibanya musim kemarau.
“Kita tidak dapat melawan itu. Yang perlu kita antisipasi adalah membaca sikon ini, supaya mereka menyesuaikan kondisi lapangan. Salah satunya adalah mereka membuat jadwal tanam. Kalau sudah kemarau panjang, berarti jadwal tanam itu, seharusnya jadwal tanam digeser atau dimajukan,” jelasnya.
Hendri menjelaskan, Jika pada Mei sudah memasuki kemarau, meskipun belum tentu kemarau panjang, setidaknya para petani harus sudah menanam pada April.
“Inikan masa pertumbuhan. Intinya jangan sampai padi sudah bunting (berisi) lalu kemarau tiba, ini yang kacau. Kalau masih menanam, tidak masalah, Kan buahnya yang diharap,” pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/john-hendri_20180405_143712.jpg)