Pilgub Kalbar
Ini Kata Pengamat Komunikasi Politik UI Soal Debat Perdana Pilgub Kalbar
Akademisi sekaligus Pengamat Komunikasi Politik UI Ari Junaedi menuturkan jika dalam debat perdana Pilgub Kalbar...
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Tri Pandito Wibowo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Akademisi sekaligus Pengamat Komunikasi Politik UI Ari Junaedi menuturkan jika dalam debat perdana Pilgub Kalbar, penyampaian para paslon masih normatif.
Walau pun begitu, menurutnya debat publik antar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat 2018 yang dihelat pertama kali di Hotel Kapuas Palace, Pontianak semalam berlangsung menarik.
Tidak saja saling ditingkahi teriakan dan dukungan tim pendukung, jalannya debat juga mulai menyandingkan visi misi antar calon.
Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi yang hadir di acara yang diadakan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kalbar tersebut menilai proses debat masih belum menyentuh persoalan-persoalan yang substansial di provinsi terluas di Kalimantan itu.
Baca: Ema Bangga Ditunjuk KPU Sebagai Moderator Debat Pilgub Kalbar
"Calon kepala daerah yang tampil masih beraroma daerah alias bermindset daerah, belum beranjak ke pola pembangunan semesta di Kalbar. Bisa jadi karena umumnya yang maju di kontestasi gubernur Kalbar berlatar belakang bupati atau walikota. Harusnya mereka paham dan mengerti persoalan yang terkait dengan persoalan-persoalan nasional. Semua pasangan siap menjadi gubernur dan wakil gubernur namun masih kedodoran dalam mengurai tugas berat sebagai kepala daerah," ujar Ari Junaedi.
Dari penilaian pembimbing mahasiswa S3 di Universitas Padjadjaran, jalannya debat antar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar tahap pertama ini, dimenangkan oleh pasangan nomor urut 2 Karolin Margret Natasa - Suryadman.
"Saya menganggap beberapa kandidat masih nervous atau demam panggung seperti pasangan Milton Crosby - Boyman. Ada juga pasangan yang tidak pernah memberikan kesempatan sama sekali kepada wakilnya untuk berbicara seperti duet Sutarmidji - Ria Norsan, padahal dalam proses debat yang disiarkan secara live di stasiun televisi, pemirsa bisa menilai kekompakkan dan arogansi pasangan. Kelebihan dari duet Karolin Margret Natasa - Suryadman Gidot ialah latar belakang dan pengalaman Karolin yang komplit sebagai mantan anggota DPR RI dan Bupati Landak sehingga bisa memberikan pandangan yang lebih menasional namun berpijak pada kesederhanaan berpikir. Namun saya yakin, di debat-debat selanjutnya kekurangan paparan yang lebih substansial akan dibenahi para calon kepala daerah," katanya.
Untuk diketahui, pentas pilkada gubernur Kalbar diikuti tiga pasangan yakni Milton Crosby - Boyman diusung Gerindra dan PAN, nomor urut dua Karolin Margret Natasa - Suryadman Gidot didukung PDIP, Demokrat, PKPI dan Perindo serta Sutarmidji - Ria Norsan ditunjang PKS, Golkar, PPP, Hanura dan PKB. Debat selanjutnya akan digelar dua kali lagi di bulan Mei dan Juni.
Yuk! Like Fanpage Tribun Pontianak Interaktif Berikut Ini: