Pilgub Kalbar
Kecewa Tak Tersentuh Pembangunan, Masyarakat Daerah Ini Taruh Harapan Pada Sutarmidji
Sampai-sampai masyarakat curhat kalau pernah ada kasus enam anak yang ingin pergi sekolah meninggal terbawa arus sungai.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut tiga, Sutarmidji-Ria Norsan telah melakukan silaturahmi dan menyerap aspirasi warga Kapuas Hulu dalam beberapa hari yang lalu.
Menurut Sutarmidji setelah berbagai daerah dikunjungi di Kapuas Hulu, ia mendapatkan aspirasi masyarakat yang sudah putus asa karena mereka tak tersentuh oleh pembangunan yang merata dan tak mereka nikmati selama ini.
Baca: Kampanye di Kapuas Hulu, Ini Solusi Sutarmidji Terkait Pertambangan Ilegal dan Harga Karet
Satu diantara yang dikunjunginya adalah daerah Silat Hulu dan Silat Hilir banyak masyarakat bercerita, kalau mereka kecewa dan karena tak tersentuh pembangunan dan masyarakat setempat juga kecewa tak pernah dikunjungi oleh pejabat provinsi.
Akibat tak pernah didatangi pejabat provinsi, perkembangan kawasan di sana tak sesuai harapan.
Sampai-sampai masyarakat curhat kalau pernah ada kasus enam anak yang ingin pergi sekolah meninggal terbawa arus sungai.
Baca: Lirik Potensi Tanaman Kratom, Ini Yang Akan Dilakukan Sutarmidji Ketika Terpilih Jadi Gubernur
Tak tersentuh pembangunan masyarakat setempat curhat bersama, Sutarmidji kalau mereka enggan untuk ikut Pilkada dan Pilpres karena merasa tak diperhatikan oleh pemerintah.
"Sampai mereka enggan ikut Pilkada dan Pilpres padahal APBD bisa menyelesaikan itu, tidak boleh lagi terjadi ke depan," ucap Sutarmidji, Kamis (5/4/2018).
Midji tegaskan jika memang anggaran tak mencukupi untuk dibuatkan jembatan, paling tidak ada dermaga yang dibangun untuk memudahkan penyeberangan warga.
Hal ini sejalan dengan visi misi pasangan nomor urut tiga ini yang hasil akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat dengan membangun infrastruktur yang memadai.
Dengan mayoritas penduduk sebagai petani, nilai tukar petani makin kecil ketika harga anjlok. Padahal, kemiskinan hampir 70 persen angka miskin ada di petani.
"Kalau nilai tukar terus turun nanti makin banyak orang miskin, maka jalan harus bagus agar tidak jadi masalah di ongkos transportasi," katanya.
Untuk melakukan terobosan-terobosan menurut, Midji perlu ada sinergisitas antara pemerintah provinsi, kabupaten dan pusat.
Koordinasi dinilai adalah kunci penataan, kalau tidak ada keharmonisan maka apapun yang dibuat akan sulit dilakukan maksimal.
Calon Gubernur nomor urut 3 ini mengungkapkan hambatan birokrasi lebih besar pengaruh negatifnya dari hambatan di lapangan.
"Mudah-mudahan kita mampu melakukan perubahan secara mendasar," pungkasnya.