Ceritakan Pengalaman ke Jepang, Atbah Minta Warga Sambas Bangga Berbahasa Daerah

"Petani kita hebat-hebat, petani di Jepang canggih-canggih. Jadi di sana canggih, industri dan teknologi adalah kultur dan budaya di sana," jelasnya.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ TITO RAMADHANI
Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili saat menghadiri seminar budaya bertemakan "Kita lestarikan budaya dan bahasa melayu Sambas untuk pemajuan kebudayaan di Kabupaten Sambas" yang digelar Disdikbud Kabupaten Sambas di gedung Pusat Layanan Keberbakatan Disdikbud Sambas, Selasa (2/4/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili dalam arahannya menyampaikan apresiasinya dengan adanya seminar budaya yang mengangkat tentang budaya dan bahasa Sambas.

"Saya mengapresiasi sekali seminar budaya ini, yang terkait dengan budaya kita dan bahasa kita," ungkapnya, Selasa (3/4/2018).

Dalam kesempatan tersebut, Atbah mengisahkan perjalanan kunjungan kerjanya ke Jepang. Ia menilai, mahasiswa di Indonesia pintar-pintar, namun mahasiswa di Jepang canggih-canggih.

Baca: Butuh Langkah Strategis Untuk Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Daerah

"Petani kita hebat-hebat, petani di Jepang canggih-canggih. Jadi di sana canggih, industri dan teknologi adalah kultur dan budaya di sana," jelasnya.

Dalam kisahnya, Atbah menyebutkan jika warga masyarakat di Jepang, sangat bangga dengan bahasanya.

Baca: Disdikbud Sambas Gelar Seminar Budaya, Ini Tema Yang Diangkat

"Mereka berkomitmen betul, walau pun mereka mungkin mereka pintar bahasa Inggris, tetapi mereka tetap tidak kendur berbahasa mereka. Walau pun diacak-acak pakai bahasa Inggris, mereka tetap menggunakan bahasa mereka. Salut saya, seharusnya kita pun begitu, di Sambas ini, saya bangga. Kebanyakan teman-teman kita Sambas ini kan luar biasa di luar, tetap komitmen juga berbahasa Sambas," urainya.

Sehingga menurut Atbah, bahasa asli daerah Sambas, harus menjadi kebanggaan warga Kabupaten Sambas.

Selain itu, Atbah juga menceritakan jika budaya masyarakat Jepang memang benar-benar masih sangat alami.

"Budaya mereka yang masih sangat-sangat virgin dan nature. Yang namanya terbungkuk-bungkuk menghormati orang lain, itu masih luar biasa. Semakin tinggi jabatan orang yang menemui, semakin rendah mereka membungkuk," kisahnya.

Bahkan saat bus rombongan kunkernya hendak berjalan. Atbah mengatakan, warga masyarakat Jepang yang menerima masih memperlihatkan hormatnya mereka dengan membungkuk kan badan.

"Istri saya itu Betawi. Ada satu sikap Betawi yang saya senang sekali. Betawi itu kalau ngomong blak-blakan di depan orang, hebat. Nah, kita ini kan di belakang masih. Bahaya dong, fitnah dong," tegas Atbah.

Jika berbicara langsung didepan, menurut Atbah itu mencerminkan sikap fair. Apalagi bisa beradu argumen, oleh karena saat diskusi tentunya tak berniat jahat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved