Keterbatasan Biaya Menjadi Alasan Pusat Kesenian di Kalbar Tidak Dibangun
Tahun 2013 bahkan kita sudah punya master plan mengenai gedung Taman Budaya yang baru
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gedung Taman Budaya menjadi satu-satunya pusat pertunjukan kesenian yang ada di Kalbar. Bangunan ini Didirikan sejak tahun 1982.
Di gedung itu karya-karya seniman Kalbar ditunjukan, mulai dari tarian hingga pentas teater. Di bangunan kayu itu, berbagai kebudayaan mulai dari Kapuas Hulu hingga Ketapang pernah ditampilkan.
Namun sayang kondisi gedung memperhatikan, kursi-kursi penonton mulai berkurang karena sudah rapuh. Lantai juga sudah lapuk, pencahayaan terbatas, tidak hanya itu, wc-wc juga tidak berfungsi sehingga sering dikeluhkan pengunjung ketika menghadiri pertunjukan.
Kepala Unit Taman Budaya, Sabar H. Duha, mengatakan keadaan Tamam Budaya memang terbatas, berbagai fasilitas sudah tidak layak digunakan.
Pihaknya sudah menyampaikan hal ini, namun keterbatasan anggaran jadi alasan mengapa perbaikan belum dilakukan.
"Kita sudah pernah bicarakan ini, tapi karena anggaran kita tidak ada ya mau tidak mau begini. Tahun 2013 bahkan kita sudah punya master plan mengenai gedung Taman Budaya yang baru," katanya menunjukkan master plan yang dengan mudah ditemui di lantai dua kantornya, Selasa (9/1/2018).
(Baca: Jabat Kasi Pidsus Kejari Sambas, Ini Terobosan Martha Evalina )
Dalam master plan yang telah jadi sejak tahun 2013, gedung Taman Budaya nampak megah dengan bangunan yang jauh lebih luas. Dia mengatakan di gedung yang baru tersebut akan ada tempat latihan yang jauh lebih besar, dengan ruang teater yang lebih mumpuni, selain itu ada galeri.
"Kalau pembangunan dilakukan sesuai master plan ini, kemarin perkiraan menghabiskan dana 43 M, di sini lengkap, ruang pertunjukan dan latihan yang memadai. Karena ruang pertunjukan yang sekarang cuma muat menampung 300 penonton, kalau di sini akan lebih besar," tambahnya.