Berdiri Sejak 1992, Rumah Betang Ulu Banua Sisakan Kenangan Sejarah Nenek Moyang
"Ya dulu pernah terbakar, waktu itu lokasi rumah betang ditepi sungai. Pernah juga rumah betang I di RT I terbakar pada tahun 1982," jelasnya.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Sudah sekitar 25 tahun usia bangunan Rumah Betang Ulu Banua, berdiri dan ditempati oleh masyarakat, Dusun Bulan Tinjo, Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan.
"Nama Rumah Betang yang terbakar ini adalah Rumah Betang Ulu Banua, yang berdirinya sejak tahun 1992. Sekarang ditempati sebanyak 46 Kepala Keluarga (KK)," ujar Kades Desa Sayut, Martinus Kalomba kepada Tribun, Senin (11/12/2017).
Atas musibah yang menimpa warganya tersebut, Martinus sebagai kepala desa sangat merasa terpukul, karena rumah betang yang ditempatkan itu merupakan penilaian sejarah para nenek moyang terdahulu.
(Baca: Kades Sayut Pastikan Tak Ada Korban Jiwa Kebakaran Rumah Betang )
"Saya berharap bagi warga yang terkena musibah, untuk tidak memisahkan dari rumah betang, kita akan berusaha maksimal mungkin bagaimana segera membangun kembali rumah betang," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ternyata tahun 1948 rumah betang di Desa Sayut pernah juga mengalami terbakar, sehingga bangunan tak lagi tersisa.
(Baca: Para Korban Kebakaran Rumah Betang Butuh Bantuan Sembako )
"Ya dulu pernah terbakar, waktu itu lokasi rumah betang ditepi sungai. Pernah juga rumah betang I di RT I terbakar pada tahun 1982," jelasnya.
Martinus menuturkan, tahun ini 2017 kembali terbakar rumah betang di Desa Sayut, sehingga harus menghilangkan sebanyak 19 pintu rumah, yang ditempati oleh 31 KK. "Jadi tinggal sisa 10 pintu," ungkapnya.
