Gelar Lokakarya Nasional, Komnas Perempuan Data Kondisi Perempuan di Kalbar Pasca Konflik

"Kita ingin mendengarkan dari teman-teman Kalbar bagaimana keadaan di sini.Kehidupan perempuan dalam konteks pengelolaan SDA seperti apa," ungkapnya.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ CLAUDIA LIBERANI
Komnas Perempuan mengadakan lokakarya yang diikuti berbagai lembaga untuk mengetahui kondisi perempuan di Kalimantan Barat setelah konflik antar etnis terjadi. Lokakarya ini diadakan di Hotel Harris, Rabu (6/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan mengadakan lokakarya nasional yang melibatkan empat daerah di Indonesia yaitu Sulawesi Tengah, Aceh, NTB, dan Kalimantan Barat.

Lokakarya ini diadakan di Hotel Harris dan diikuti oleh berbagai pihak serta lembaga yang concern pada perlindungan perempuan.

Ketua Komnas Perempuan, Azriana Rambe Manalu mengatakan lokakarya ini merupakan bagian dari tinjau ulang yang sedang dijalankan oleh Komnas Perempuan.

(Baca: Hadir di Kalbar, Ini Kata Arumi Bachsin Soal Program KB )

Tinjau ulang ini sendiri memiliki tujuan untuk mendapatkan data-data terkini, yang mutakhir tentang kondisi perempuan korban kekerasan dalam konflik dan untuk mengetahui situasi kehidupan perempuan secara umum.

"Melalui lokakarya ini kita ingin mendapatkan gambaran dan Informasi yang lebih utuh mengenai keadaan perempuan di Kalbar setelah konflik antar etnis terjadi," katanya, Rabu (6/12/2017).

(Baca: BW Sebut Kecendrungan Koruptur dari Kalangan Muda )

Kalbar dipilih menjadi tempat terselenggaranya kegiatan ini karena ingin mengetahui kondisi perempuan di Kalbar setelah konflik antaretnis terjadi dan untuk mengetahui bagaimana masyarakat dari kelompok Gafatar tidak terusir dari wilayah tempat tinggal mereka.

"Kita ingin mendengarkan dari teman-teman Kalbar bagaimana keadaan di sini. Kehidupan perempuan dalam konteks pengelolaan SDA seperti apa," ungkapnya.

Hasil dari lokakarya ini akan digunakan sebagai acuan agar bisa memberikan masukan bagi pemerintah agar tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved