Ada Oknum Diduga Terlibat Ilegal Logging di Ketapang, Temuan Tim Investigasi Ini Mengejutkan!

Berdasarkan informasi yang didapat, ratusan pekerja bukanlah dari masyarakat lokal, melainkan dari luar.

ISTIMEWA
Penelusuran dan investigasi tim FPKP dan JPIC OFMCap di Kecamatan Ulu Sungai dan Kecamatan Sandai Ketapang atas dugaan ilegal logging serta keterlibatan sejumlah oknum. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Ilegal logging di Kecamatan Ulu Sungai dan Kecamatan Sandai Ketapang yang diduga melibatkan sejumlah oknum. Hal ini diketahui berdasarkan penelusuran dan investigasi tim FPKP dan JPIC OFMCap atas laporan masyarakat.

Dengan total tim hanya lima orang, FPKP dan JPIC OFMCap akhirnya pada Senin (7/11/2017) turun langsung dengan Sandai dijadikan posko.

Selama tiga hari penelusuran, ternyata banyak hal yang didapatkan dan berhasil diungkap mulai dari ratusan mesin untuk menebang kayu, hingga dugaan keterlibatan oknum berbaju coklat dan hijau.

Penelusuran dan investigasi tim FPKP dan JPIC OFMCap di Kecamatan Ulu Sungai dan Kecamatan Sandai Ketapang atas dugaan ilegal logging serta keterlibatan sejumlah oknum.
Penelusuran dan investigasi tim FPKP dan JPIC OFMCap di Kecamatan Ulu Sungai dan Kecamatan Sandai Ketapang atas dugaan ilegal logging serta keterlibatan sejumlah oknum. 

Bahkan, berdasarkan keterangan dari warga, dua hari sebelum penelusuran didapati oknum aparat dari Sukadana dipukul oleh para pekerja, dan diduga untuk meminta "sopui".

Selain itu, sekitar 80 persen pekerja maupun sopir diduga menggunakan narkotika untuk memacu kinerja.

Untuk diketahui, tujuan dari penelusuran dan investigas ini adalah menindaklanjuti info warga apakah A1 atau hanya isu murahan. 

Penelusuran dan investigasi tim FPKP dan JPIC OFMCap di Kecamatan Ulu Sungai dan Kecamatan Sandai Ketapang atas dugaan ilegal logging serta keterlibatan sejumlah oknum.
Penelusuran dan investigasi tim FPKP dan JPIC OFMCap di Kecamatan Ulu Sungai dan Kecamatan Sandai Ketapang atas dugaan ilegal logging serta keterlibatan sejumlah oknum.

Jikapun benar, maka pihaknya meminta aparat terkait untuk menertibkan dan memberi solusi buat para pekerja ilegal tersebut, serta mengajak masyarakat untuk menanam bukan hanya menebang. 

Ketua FRKP, Br Stephanus Paiman OFMCap  menuturkan, perjalanan dimulai dari Simpang Bayur dan akan bertemu Desa Alam Pakuan.

(Baca: Londo Kampung, Bule yang Hobi Ngomong Jawa, Tonton Videonya )

Di desa tersebut mayoritas dihuni oleh suku Melayu dan suku Dayak. Ada dusun Keremak yg dihulunya ada sungai Babio, yag merupakan sebutan suku Dayak Krio.

"Benar terjadi penebangan liar di lokasi HPH PT.Alas Kusuma oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tuturnya, Senin(13/11/2017).

Menurutnya, saat sampai banyak ditemui tenda-tenda pondok beratapkan terpal biru maupun orange yang mungkin seratusan buah, mulai dari pinggir jalan sampai dengan kedalam hutan.

Selain tenda, suara ratusan mesin untuk penebang pohon atau yang dikenal senso menyambut kedatangan tim FPKP dan JPIC OFMCap.

Berdasarkan informasi yang didapat, ratusan pekerja bukanlah dari masyarakat lokal, melainkan dari luar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved