Belajar Hingga Berkontemplasi di Seminar Parenting

Melihat perkembangan anak sekarang, Ida Laila mengungkapkan bagaimana anak masa kini lebih mandiri dalam memutuskan sesuatu.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/CLAUDIA LIBERANI
Suasana Seminar parenting yang dilaksanakan oleh Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Mumtaz, Sabtu (4/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Suasana hening menyelimuti ruang tempat di mana seminar parenting oleh Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Mumtaz dilaksanakan.

Bertempat di Hotel Mahkota, seminar ini berhasil menyedot perhatian orang tua murid. Mereka datang untuk mengikuti seminar yang diberikan oleh penulis buku dan pakar parenting Islam dari Yogyakarta, Cahyadi Takariawan dan istrinya, Ida Laila.

Para peserta mendengarkan dengan saksama penuturan dari Chayadi Takariawan. Bergantian dengan sang istri dia memberikan materi mengenai cara komunikasi antara orang tua dan anak.

(Baca: Gelar Pelatihan Kepemimpinan, Salimah Siapkan Generasi Emas )

(Baca: Obesesi Midji Norsan: Bangun RS Soedarso 9 Lantai )

"Pada dasarnya pendidikan anak adalah tanggung jawab orag tua, pihak lain hanyalah membantu teknisnya," katanya, Sabtu (14/11/2017).

Kemudian dia menjelaskan keberhasilan pendidikan anak ditentukan keharmonisan orangtuanya. Karena sebelum memulai komunikasi dengan anak, orang tua harus terlebih dahulu mengompakkan diri. Transfer nilai-nilai penting dalam pendidikan anak terdapat pada komunikasi.

Melihat perkembangan anak sekarang, Ida Laila mengungkapkan bagaimana anak masa kini lebih mandiri dalam memutuskan sesuatu.

Hal yang sangat berbeda dengan apa yang di alami para orang tua di masa lalu.

Orang tua harus bisa melihat keadaan dan kenyataan, bahwa anak-anak masa sekarang cenderung lebih berani dalam memutuskan sesuatu.

Contoh sederhananya adalah memutuskan hendak membeli apa.

"Tidak ada yang tahu kapan seorang anak akan membeli barang karena mereka biasanya hanya seharian di kamar. Tiba-tiba saja ada gojek datang menghantarkan pesanan, anak-anak bermain di kamar sendiri dan begitu lapar GoFood datang membawa pesanan makanan, mereka lebih senang menikmati makanan di kamar," katanya.

Anak-anak jadi terasa sangat jauh, ada jarak dengan orang tua karena mereka terbiasa menentukan pilihannya sendiri.
Untuk menghadapi hal ini, orang tua tidak boleh memaksa agar anak-anak bersikap sama seperti mereka ketika di usia itu. Realitasnya kita hidup di era digital, di mana interaksi bisa dilakukan dengan sekali klik, keputusan dibuat dengan sekali sentuh, tapi dia mengingatkan agar orang tua tidak berhenti memberi kasih sayang.

"Semua yang anak-anak kita butuhkan tersedia di era digital ini. Anak-anak kita bisa membeli apa saja melalui online shop, kecuali membeli kasih sayang," ucapnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved