China Luncurkan Boneka Seks dengan Beragam Pilihan, Bisa Bersuara Erotis dan Menggoda

Tidak ketinggalan, boneka seks silikon ini juga hadir dengan sejumlah karakter yang berbeda-beda sesuai dengan selera pelanggan.

Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Weibo Pilihan boneka seks yang ditawarkan di China 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BEIJING - Seperti dilaporkan laman Mothership.sg, akhir pekan ini, sebuah aplikasi bernama Touch meluncukan jasa boneka seks berbagi ke warga negeri "Tirai Bambu" di Beijing, ibu kota China. 

Boneka-boneka seks yang berjejer itu dilabeli sebagai “pacar bersama”. Boneka seks itu hadir dengan beragam pilihan.

Ada yang berkebangsaan China, Hongkong, Korea hingga Rusia.

Tidak ketinggalan, boneka seks silikon ini juga hadir dengan sejumlah karakter yang berbeda-beda sesuai dengan selera pelanggan.

(Baca: Pisang dapat Meningkatkan Vitalitas Pria di Ranjang, Ini Waktu yang Tepat Mengonsumsinya )

Pelanggan dapat memilih apa mereka ingin bercinta dengan suster, anak sekolahan, atau Wonder Woman.

Untuk menggunakan jasa ini sendiri tidaklah sulit. Tinggal mengunduh aplikasi “Touch” kemudian memilih karakter wanita yang disukai.

Bahkan pelanggan dapat mengutak-atik gaya rambut, warna rambut, warna kulit hingga warna mata dari boneka itu.

Pelanggan yang tertarik cukup membayar sebesar 298 yuan atau sekitar Rp 603.000. Deposit sebesar 8.000 yuan atau terlebih dahulu harus menyetor sekitar Rp 3,3 juta.

(Baca: Kembali Dipercaya Pimpin KONI Kubu Raya, Ini Program Yacob )

Deposit akan dikembalikan setelah penggunaan boneka seks ini selesai.

Yang berkantung tebal juga dapat membayar tambahan uang jika ingin memiliki boneka seks yang menghadirkan suara-suara erotis yang menggoda.

Jasa ini menjadi perbincangan hangat dan sasaran kritik netizen China. Ada yang mempertanyakan etika dari pelayanan ini.

Ada juga yang mengkhawatirkan kesehatan seksual karena khawatir boneka seks ini berpotensi menularkan penyakit seksual menular seperti HIV/AIDS.

Pihak penawar jasa sendiri menyatakan bagian vital boneka seks itu akan diganti dengan regular untuk memastikan kebersihannya.

Perusahaan sendiri menyasar konsumen dari kalangan pekerja professional berusia 20-35 serta yang terlibat hubungan jarak jauh.

China sendiri saat ini memiliki masalah kronis di mana rasio yang tidak berimbang antara laki-laki dengan perempuan akibat kebijakan satu anak yang diterapkan Partai Komunis.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved