Sutarmidji Puji BCA dan Kritik Bank Plat Merah
Ia juga menyampaikan persoalan saat menggunakan e-money, masyarakat masih mengeluhkan adanya biaya saat isi ulang dan ia minta harus ada sosialisasi.
Penulis: Syahroni | Editor: Steven Greatness
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah Kota Pontianak, Bank Indonesia dan Pertamina secara resmi mengadakan MoU terkait penggunaan e-money pada seluruh SPBU Kota Pontianak yang akan dimulai 1 Januari 2018 mendatang.
Penandatangannya dilangsungkan di aula Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, Sabtu (16/9/2017).
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menuturkan kalau Pontianak harus menjadi pelopor dan contoh dalam penerapan hal tersebut.
(Baca: Sutarmidji Ancam Bank Kalbar Jika Tak Mampu Sediakan Ini )
"Kenapa Pontianak harus mentransformasi diri ke e-money, karena Pontianak adalah kota yang harus menjadi role model di Indonesia. Pontianak adalah kota dengan pelayanan publik terbaik, selain itu Pontianak juga dinobatkan sebagai kota laboratorium inovasi di Indonesia," ucapnya.
Wali Kota Pontianak dua periode ini juga mengkritik Bank Kalbar yang sampai saat ini tidak mengikuti tren dalam penerapan e-money, bahkan Bank sekelas BUMN, Mandiri, BRI dan BNI juga tidak lepas dari sorotan Midji.
Ia menilai BUMN malah kalah dengan BCA yang telah mengeluarkan sekitar 10 juta kartu e-money, sedangkan bank plat merah malah dibawanya, bahkan ada yang baru 1 jutaan.
Pemkot Pontianak disebutkannya akan menerapkan kartu pegawai sekaligus dengan kartu e money, namun ia meminta Bank Kalbar untuk memprosesnya, bahkan jika Bank Kalbar tida bisa ia mengancam akan memindahkan pengelolaan dana gaji PNS dilingkungan Pemkot pada bank lainnya.
"Yang maseh pakai uang tunai itu sepok," katanya.
Ia juga menyampaikan persoalan saat menggunakan e-money, masyarakat masih mengeluhkan adanya biaya saat isi ulang dan ini ia minta harus ada sosialisasi.
"Sebagai kota modern, transaksi apapun sedapat mungkin non tunai. Ada beberapa keuntungan, utamanya membantu negara dalam mengurangi biaya cetak uang," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya mencetak uang biayanya mahal, kalau kumal akan dimusnahkan. Kemudian disebutkannya ada pengamanan transaksi, dan kalau menggunakan e-money maka akan bergengsi juga sebagai kota dengan teknologi.
"Jangan salah, kalau simpan uang di dompet tebal, itu berbahaya juga dari sisi kesehatan, makanya ada orang saraf terjepit. Kalau dompet tipis dengan kartu kredit dan e-money sudah cukup sebenarnya. Kita akan terus mengupayakan per 1 Januari 2018 transaksi di SPBU semuanya e-money," katanya.
Disampaikannya lebih lanjut, saat ini sudah dimulai. Apalagi anak-anak muda, seharusnya sudah mengikuti kemajuan teknologi yang ada.