NU Kembali Pada Khittah 1926, Pendidikan dan Dakwah
Kita mengusung semangat Nahdlatul Ulama, bahwa Nahdlatul Ulama itu adalah agen perekat bangsa.
Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Rois Syuriah Pengurus Wilayah NU Kalbar, Syahrul Yadi yang dilantik menuturkan jika NU selalu mengusung semangat Nahdlatul Ulama. Dimana NU merupakan agen perekat bangsa.
"Kita mengusung semangat Nahdlatul Ulama, bahwa Nahdlatul Ulama itu adalah agen perekat bangsa. Apapun sektoralitas yang ada, NU adalah pembuka simpul-simpul sektoralitas yang ada tersebut," ucapnya tegas sesaat setelah dilakukan pelantikan di Hotel Mahkota, Sabtu (1/4/2017).
Ia juga menyampaikan program kerjannya adalah program keummatan yang bersemangatkan kebangsaan. Program nyatanya adalah dahwah bilhal dan dakwah billisan.
"Semangat yang diusung memang semangat ukhuwah islamiyah, dimana islam itu memandang semua manusia itu sama.
Kemudian konsep yang dibumikan, adalah semangat kebangsaan," jelasnya.
Ia katakan juga apapun yang ada diatas bumi adalah bagian yang harus dicintai NU. Selain itu konsep kesaudaraan dan konsep manusia itu sama.
Baca: Suasana Pelantikan Pengurus PWNU Kalbar Berlangsung Khidmat
Ia sadar betuk bahwa bangsa ini bisa hadir dan kuat karena banyak sektoralitas yang hadir. Maka NU adalah kelompok tengah yang bisa mengakomodir kelompok-kelompok yang ada.
Saat ini Syahrul juga mengklaim di Kalbar saat ini umat muslimnya adalah manyoritas NU, hal itu berani ia katakan melihat amaliah yang dilaksanakan seperti tahlil dan sebagainya.
Untuk data jumlah NU sendiri ia tidak bisa menyebutkan hanya ditegaskannya bahwa Kalbar manyoritas NU bersadarkan amalan-amalan yang dijakankan.
"Untuk di Kalbar ada yang perlu dipahami semua, secara struktural memang belum merata disetiap daerah kecamatan. Tapi secara kultural di Kalbar hampir semua adalah amalan NU," klaimnya.
Selaku ketua Syuriah, Syahrul katakan NU juga bersama-sama elemen lainnya fokus menangkal paham yang masuk yang dapat memecah belah persaudaraan.
Selain itu ia juga sampaikan konsep yang dijalankan NU di Kalbar sedikit berbeda dengan yang ada di Pulau-pulau Jawa karena gesekan yang ada antar kelompok tidak nampak dan bahkan tidak ada. NU sangat menghargai kelompok yang lain, tapi kelolompok lain juga mengamalkan ajaran NU untuk di Kalbar.
Ia katakan juga orang NU berada dimana-mana baik birokrat, politisi dan sebagainya. Tapi kalau secara kelembagaan NU kembali pada khittah 1926 lalu pendidikan dan dakwah.