Jokowi Resmikan PLBN Entikong
BREAKING NEWS: Peresmian PLBN Entikong, Michael Jeno: Obat Rindu Perhatian Pusat
Petugas, baik bea cukai maupun aparat lainnya harus mewaspadai dijadikannya kawasan sepanjang perbatasan sebagai pintu masuk.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Jamadin

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Anggota DPR RI Dapil Kalbar, Michael Jeno mengapreaiasi pemerintah pusat terutama Presiden Jokowi yang berkenan meresmikan PLBN Entikong.
Sehingga wajah perbatasan berubah menjadi lebih baik dengan berbagai pembangunan infrastruktur. Janji nawacita ketiga, membangun Indonesia dari wilayah-wilayah pinggiran dan perbatasan perlahan-lahan direalisasikan oleh Jokowi JK bukan sekadar slogan.
“Ini menjawab kerinduan masyarakat perbatasan khususnya Kalbar terhadap sentuhan dan perhatian pemerintah pusat,” ucapnya kepada Tribun, Rabu (21/12/2016).
Jeno menjelaskan, setelah fisik terbangun, tentu aspek non fisik juga harus dibangun di perbatasan, utamanya bagaimana membangun sumber daya manusianya.
Kemudian secara ekonomi, setelah fisik PLBN Entikong ini di tingkatkan, selanjutnya perlu dukungan pemerintah pusat supaya PLBN Entikong ini bisa menjadi pintu ekspor dan di dukung dengan pengembangan kawasan berikat dan kebijakan lain.
Tentu intinya menjadikan PLBN Entikong sebagai pintu ekspor import bagi Kalbar khususnya dan kalimantan umumnya.
“Dengan adanya jalan trans kalimantan yang makin terhubung, tentu arus barang dan orang bisa juga sampai ke Kalteng, Kalsel, Kaltim dan Kaltara,” jelasnya.
Baca: Dulu Bangunan PLBN Entikong Seperti Kandang
Perlu menjadi catatan adalah jangan sampai barang impor lebih banyak dari ekspor. Artinya Pemda Kalbar dan bupati sepanjang perbatasan tentu dengan dukungan pemerintah pusat, harus memikirkan dan menggalakkan produk-produk unggulan yang bisa di ekspor melalui PLBN ini.
Jika memang ke depan dijadikan pintu ekspor impor. Harus dibangun kawasan-kawasan industri di perbatasan untuk mendukung perkembangan industri sesuai potensi daerah seperti pertanian perkebunan, juga perikanan laut karena potensi ikan-ikan laut dari Singkawang Sambas juga mempunyai pasar di Sarawak.
Terbukanya jalur-jalur perbatasan juga harus diwaspadai sebagai pintu masuk bagi barang-barang ilegal utamanya narkoba. Petugas, baik bea cukai maupun aparat lainnya harus mewaspadai dijadikannya kawasan sepanjang perbatasan sebagai pintu masuk.
Status kantor-kantor aparat di Entikong harus ditingkatkan misalnya peningkatan status kepolisian, kantor bea cukai, karantina, TNI dan sebagainya. “Peningkatan juga berupa SDM maupun fasilitas kantornya,” papar Jeno.
Kemudian, masyarakat lokal di sekitar Entikong harus siap, jangan hanya menjadi penonton. Di sisi lain, instansi-instansi pusat di Entikong harus memberdayakan dan membina masyarakat setempat seperti kawan-kawan pengusaha UKM di Entikong yang terhimpun dalam wadah para pedagang perbatasan.
“Jangan mereka dibiarkan menjadi penonton. Harus ada pemihakan supaya mereka dapat berkembang,” pintanya.