Kisah Inspiratif Si Genius Dewi Suryana, Gadis Pontianak Sarat Prestasi

Ibunya bekerja membantu orang lain berjualan baju atau dodol durian. Keluarga mereka menumpang di rumah milik saudara ayahnya.

Editor: Marlen Sitinjak
DOK. PRIBADI
Dewi Suryana dan kedua orangtuanya saat acara wisuda di Nanyang Technological University (NTU) Singapura, 30 Juni 2016. 

Laporan Kontributor Kompas.com, Ericsson

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGAPURA - Lulusan S-1 tercepat di Fakultas Teknik Nanyang Technological University (NTU) Singapura, menjadi prestasi luar biasa bagi, Dewi Suryana.

Gadis Pontianak ini lulus pada 30 Juni 2016, menyandang predikat terbaik First Class Honours dari jurusan Teknik Material.

Prestasi ini tidak main-main mengingat hanya lima persen mahasiswa yang berhasil lulus dengan predikat prestisius itu.

BACA JUGA: Gadis Pontianak Lulusan Tercepat di Singapura, Dewi Terkenang Bekal 2 Liter Air

Gadis kelahiran 9 September 1995 itupun meraihnya penuh liku yang tentu saja tak mudah dilupakan begitu saja.

Alumnus SMP Immanuel Pontianak ini tumbuh dalam keluarga sederhana.

Sehari-hari, ayahnya bekerja sebagai seorang tukang elektronik serabutan. Penghasilannya pun tak menentu.

Ibunya bekerja membantu orang lain berjualan baju atau dodol durian. Keluarga mereka menumpang di rumah milik saudara ayahnya.

"Saya mengerti bagaimana sulitnya kehidupan kami, saya juga hampir tidak pernah ke kantin, jadi saya selalu belajar di jam istirahat. Sesampai di rumah, baru saya makan masakan ibu," kata Dewi saat ditemui Kompas.com di Singapura, awal September lalu.

BACA JUGA: Keterbatasan Keluarga Jadi Cambuk bagi Dewi Suryana Sukses di Akademik

Ketika ditanya lebih jauh tentang menu makanan di rumah sehari-hari, apakah masih dalam kadar gizi yang sesuai, Dewi sempat terdiam dan menerawang sesaat.

"Jujur, sarapan biasa hanyalah nasi beserta telur atau ikan asin yang kemudian dituangkan banyak air untuk memberi rasa kenyang. Makan malam terkadang kita hanya makan mi instan karena itulah yang sanggup dibeli ayah dan ibu saya," tutur Dewi sambil terisak.

Keadaan ini semakin rumit karena ayahnya yang sudah tua serta sakit-sakitan dan tidak ada uang untuk berobat.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved