Liputan Khusus

TKW Wajok Hulu di Penjara Karena Bunuh Orangtua Majikannya di Malaysia

Tina adalah warga Jl Sungai Pandan, Gg Mandiri, 1, RT 02/RW06, Desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah.

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Asmadi menunjukan foto kedua orang tua Tina, di kediamannya, Jl Sui Pandan, Gg Mandiri I, Desa Wajok, Kabupaten Mempawah, Senin (16/3/2015). Tina merupakan satu di antara TKI asal Pontianak yang di hukum oleh pemerintah Malaysia karena tuduhan pembunuhan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Siantan, Tina Binti Mahat (22), berurusan dengan hukum di Malaysia. Ia didakwa menghabisi nyawa orangtua sang majikan.

Pemprov Kalbar pun tak tinggal diam. Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya, akan mengupayakan meminta ampunan kepada sultan setempat. Kasus Tina sebelumnya pernah disinggung Gubernur Cornelis sesaat setelah berhasil membawa pulang dua TKI asal Siantan, Frans Hiu dan Dharry Frully Hiu, pada 2014.

Tina adalah warga Jl Sungai Pandan, Gg Mandiri, 1, RT 02/RW06, Desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah. Ia dipenjara sejak Juli 2010 akibat dugaan membunuh orangtua majikannya pada 2008.

Keluarga Tina yang juga kakeknya, Asmadi, menuturkan Tina berangkat ke Malaysia sejak 2008. Saat itu, umur 13 tahun. "Ia pergi bersama ibu angkatnya, Romilah, dan tetangganya, Surina. Mereka ikut Sarbun yang sudah lama di Malaysia," kata Asmadi kepada Tribun, Senin (16/3/2015).

Ditemui di kediamannya, Asmadi menjelaskan keberangkatan Romilah menyusul suaminya, Mat Diri, yang sudah 13 tahun bekerja di Malaysia. "Mat Diri ayahnya Tina, di sana sudah hampir 13 tahun. Tidak mau pulang dia. Tapi sering nelpon," papar Asmadi.

Mat Diri adalah anak Asmadi. Menurut Asmadi Mat Diri bersikeras mendampingi Tina di Malaysia. "Mat Diri bilang, kalau Tina belum pulang, saya belum pulang. Hidup atau mati, saya belum tentu pulang," ujar Asmadi.

Mat Diri dan Romilah menjadikan Tina anak angkat sejak di Sambas. Waktu itu, umurnya sekitar dua bulan. Asmadi menemukan Tina saat tengah mencari rumput. Saat itu, ia mendengar ada suara tagis bayi.

Orangtua Tina setelah ditelusuri adalah Mahat dan Pote. Namun, kini keberadaannya sudah tidak diketahui Asmadi. Ia mengenal Mahat dan Pote karena satu kampung saat di Sambas. "Anak saya Mat Diri nelpon, Tina di sana pembantu.

Asmadi pun mengaku kisah tragis cucunya sampai ke telinganya beberapa waktu lalu. "Tina ditangkap di jalan. Gara-gara dibilang bunuh majikannya, dia dipenjara. Entah Tina yang bunuh, entah dirampok orang ya, kita tidak tahu," ucap Asmadi.

Ia sendiri tak percaya, cucunya berbuat nekat seperti itu. "Tina itu sebenarnya orangnya kecil. Kurus, kecil, putih, rambutnya panjang. Masak mampu bunuh orang. Apalagi, saat itu ia baru bekerja seminggu. Lalu kejadian dan sampailah sekarang," kenangnya.

Setelah kejadian, Mat Diri dan Romilah masih tinggal bersama di Malaysia. Namun, Romilah meninggal karena kanker otak. Biaya rumah sakit habis 30 ribu Ringgit Malaysia.

Asmadi berharap banyak, pemerintah bisa membantu membebaskan cucunya, dan mengembalikan Tina ke Sungai Pandan. "Harapan saya, mudah-mudahan pulang ke sini. Mudah-mudahan pulang ke sini dalam koondisi normal," harapnya. (Tito Ramadhani/Ridhoino Kristo Sebastianus Melano/Sahirul Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved