Climbing for Life 2025, Kisah Pendaki Wanita Taklukkan Gunung Everest

Nama “Everest” diberikan pada abad ke-19 oleh Surveyor Jenderal India, Sir Andrew Waugh, untuk menghormati pendahulunya, Sir George Everest. 

Meski demikian, nama lokal seperti Sagarmatha dan Qomolangma tetap digunakan dan memiliki makna spiritual mendalam, yang berarti "Kepala Langit" dan "Ibu Semesta".

Tantangan Pendakian

Mendaki Everest bukan hanya persoalan fisik. 

Pendaki menghadapi suhu ekstrem, badai salju, medan berbahaya, serta risiko kekurangan oksigen pada zona kematian di atas 8.000 meter. 

Karena itu, keberhasilan mencapai puncak Everest selalu dianggap pencapaian monumental.

Makna Climbing for Life

Film Climbing for Life tidak hanya menyajikan dokumentasi perjalanan mendaki gunung tertinggi, tetapi juga menggambarkan filosofi kehidupan. 

Dalam konteks ini, pendakian Everest menjadi simbol perjuangan manusia melawan keterbatasan, baik fisik maupun sosial.

Lhakpa Sherpa menjadi contoh nyata bahwa keberanian, kegigihan, dan tekad mampu membuka peluang baru, bahkan di dunia yang penuh tantangan. 

Film ini juga menjadi ajakan untuk melihat ulang peran perempuan dalam olahraga ekstrem yang sering dianggap maskulin.

Pesan yang Disampaikan Film

1. Perjuangan Melawan Batasan

Setiap langkah di Everest adalah perjuangan melawan keterbatasan manusia. 

Film ini menegaskan pentingnya daya tahan, semangat juang, dan tekad yang tidak mudah goyah.