Ragam Contoh

Asal Usul Tradisi Calon Pengantin Dilarang Bertemu Sebelum Pernikahan

pada masa lalu pengantin perempuan juga dikenakan cadar tebal yang menutupi wajahnya hingga saat-saat terakhir upacara. 

Instagram
PERNIKAHAN- Dalam pandangan agama, pernikahan bukanlah sekadar hubungan formal, melainkan peristiwa sakral yang memiliki aturan dan ketentuan khusus. 

Ringkasan Berita:Pada masa lalu pengantin perempuan juga dikenakan cadar tebal yang menutupi wajahnya hingga saat-saat terakhir upacara. 

 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Dalam berbagai budaya di dunia, terdapat satu tradisi unik yang hingga kini masih sering dijalankan, yaitu larangan bagi calon pengantin untuk bertemu sebelum upacara pernikahan berlangsung. 

Kepercayaan ini sudah diwariskan turun-temurun dan dianggap sebagai pantangan yang bisa membawa kesialan jika dilanggar.

Namun, di era modern, pandangan terhadap tradisi tersebut mulai mengalami perubahan. Banyak pasangan masa kini justru memilih untuk melakukan pertemuan terlebih dahulu melalui momen yang dikenal dengan istilah first look. 

Tradisi baru ini bukan dimaksudkan untuk menentang nilai budaya lama, melainkan sebagai cara untuk berbagi momen pribadi dan emosional bersama pasangan sebelum tampil di depan para tamu undangan.

Meski begitu, sebagian pasangan tetap memilih mempertahankan tradisi lama dan menunggu hingga upacara pernikahan dimulai untuk melihat satu sama lain. 

Bagi mereka, hal itu menjadi bentuk penghormatan terhadap kesakralan pernikahan serta simbol kesabaran dan komitmen. Lalu, sebenarnya dari mana asal mula larangan ini bermula?

7 Tanda Ini, Kamu Harus Membatalkan Pernikahan Sebelum Terlambat

Asal Usul Tradisi: Berawal dari Perjodohan, Bukan Romantisme

Melansir dari Brides.com, Jumat 17 Oktober 2025, tradisi calon pengantin yang tidak diperbolehkan bertemu sebelum pernikahan ternyata memiliki akar sejarah yang jauh dari kisah romantis. 

Pada masa lalu, terutama di Eropa dan beberapa wilayah Asia, pernikahan sering kali diatur oleh keluarga sebagai bentuk perjanjian sosial atau ekonomi, bukan karena rasa cinta antara kedua mempelai.

Biasanya, ayah dari pihak perempuan menjadi sosok yang berperan besar dalam mengatur pernikahan anaknya. 

Tujuannya, agar sang anak bisa menikah dengan pria yang dianggap memiliki status sosial atau kekayaan lebih tinggi demi meningkatkan posisi keluarga.

Namun, muncul kekhawatiran dari pihak keluarga perempuan terutama bila calon mempelai pria melihat calon istrinya sebelum upacara dan ternyata tidak tertarik secara fisik, maka pernikahan berisiko dibatalkan. Untuk mencegah hal itu, dibuatlah aturan ketat agar pasangan tidak bertemu sampai di altar.

Tak hanya itu, pada masa lalu pengantin perempuan juga dikenakan cadar tebal yang menutupi wajahnya hingga saat-saat terakhir upacara. 

Wajah sang pengantin baru diperlihatkan setelah sumpah pernikahan diucapkan dan ciuman pernikahan dilakukan. Pada titik itu, mempelai pria tidak lagi memiliki kesempatan untuk mundur.

Persiapan Ulangan Soal Ujian Matematika Kelas 6 SD dan Kunci Jawanan Merdeka

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved