Warisan Budaya Jepang, Omamori: Jimat Tradisional Pembawa Keberuntungan dan Perlindungan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Budaya Jepang selalu berhasil mencuri perhatian masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. 

Selain anime, kuliner, dan festival, Jepang juga memiliki beragam tradisi unik yang sarat makna. 

Salah satunya adalah omamori, jimat kecil yang dipercaya membawa perlindungan serta keberuntungan bagi pemiliknya.

Apa Itu Omamori?

Omamori merupakan jimat tradisional asal Jepang yang biasanya berbentuk kantong kain mungil berwarna cerah dengan hiasan tali di bagian atasnya. 

Walaupun ukurannya kecil, omamori menyimpan makna spiritual yang sangat dalam karena dianggap sebagai simbol doa dan perlindungan dari kuil tempat jimat ini dibuat.

Secara bahasa, kata omamori berasal dari bahasa Jepang yang berarti “melindungi”. Sejak berabad-abad lalu, masyarakat Jepang sudah mengenal omamori, terutama di kuil Shinto maupun kuil Buddha. 

Pada masa lampau, jimat ini dibawa dengan keyakinan dapat menghindarkan pemiliknya dari berbagai marabahaya sekaligus memberikan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

• Contoh Benda yang Mengalami Transformasi Energi Listrik Menjadi Energi Bunyi

Makna Omamori di Masa Kini

Seiring perkembangan zaman, fungsi dan makna omamori semakin beragam. Jika dahulu lebih banyak digunakan untuk perlindungan umum, kini omamori juga dipercaya mampu memberikan keberuntungan dalam hal tertentu, seperti kesehatan, pendidikan, keselamatan perjalanan, hingga jodoh dan pernikahan. 

Tidak heran jika wisatawan lokal maupun mancanegara sering membeli omamori sebagai bentuk doa sekaligus oleh-oleh khas Jepang.

Cara Pembuatan dan Keunikan Omamori

Umumnya, omamori dibuat dari kain brokat yang dijahit menyerupai kantong kecil. Di dalamnya terdapat secarik kertas atau potongan kayu yang bertuliskan doa atau mantra khusus yang telah diberkati oleh pendeta kuil. 

Menariknya, isi omamori tidak boleh dibuka oleh pemiliknya karena dipercaya akan mengurangi bahkan menghilangkan kekuatan doa di dalamnya.

Selain itu, omamori biasanya hanya bertahan selama satu tahun. Setelah itu, masyarakat Jepang akan mengembalikannya ke kuil untuk dibakar dengan upacara khusus, lalu membeli omamori baru sebagai simbol pembaruan doa dan harapan.