Berita Viral

Hati Babi Selamatkan Nyawa Warga Sesaat, Hidup 171 Hari Pasca Operasi 2025

Hati babi selamatkan warga China 71 tahun hingga hidup 171 hari pasca operasi 2025. Inovasi medis luar biasa! Simak kisah dan tantangannya di sini.

YouTube The Shiny Peanut
HATI BABI - Foto ilustrasi hasil olah YouTube The Shiny Peanut, Sabtu 11 Oktober 2025, memperlihatkan hati babi selamatkan warga China 71 tahun hingga hidup 171 hari pasca operasi 2025. Inovasi medis luar biasa, simak kisah dan tantangannya di sini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hati babi selamatkan warga China berusia 71 tahun setelah menjalani transplantasi hati babi hasil rekayasa genetik pada Mei 2024. 

Kisah ini menjadi sorotan dunia medis karena pasien tersebut mampu bertahan hidup selama 171 hari pasca operasi, menjadikannya salah satu rekor terlama dalam sejarah transplantasi organ antarspesies. 

Prosedur ini dilakukan di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui, China, oleh tim dokter yang menggunakan organ hati dari babi kloning berusia 11 bulan. 

Keberhasilan awal operasi tersebut membuka harapan baru bagi dunia kedokteran dalam mengatasi kekurangan donor organ manusia.

Meski hasil akhirnya tragis, penelitian ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan panjang xenotransplantasi, yakni transplantasi organ dari hewan ke manusia. 

Para ahli menyebut, kemampuan hati babi untuk berfungsi dengan baik hingga ratusan hari di tubuh manusia merupakan lompatan besar dalam teknologi biomedis modern.

Transplantasi Paru-Paru Babi ke Manusia 2025, Bertahan 9 Hari Bawa Harapan Baru Medis

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Perjalanan Hidup 171 Hari Pasca Transplantasi

Pasien berusia 71 tahun itu diketahui mengidap sirosis hati akibat Hepatitis B serta memiliki tumor besar di lobus kanan. 

Kondisinya memburuk hingga tim dokter tak lagi bisa mengandalkan transplantasi antar-manusia karena tidak ada donor yang cocok dari keluarga. 

Ketika nyeri perutnya kian parah dan risiko pecahnya tumor meningkat, dokter mengambil langkah berani dengan menggunakan hati babi hasil rekayasa genetik sebagai solusi terakhir.

Organ hati babi tersebut telah melalui 10 kali penyuntingan genetik untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan reaksi penolakan tubuh. 

Setelah operasi selesai, hasil awalnya sangat menggembirakan: hati babi langsung memerah, menghasilkan empedu, dan berfungsi normal. 

Dalam 10 hari pertama, pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan positif tanpa reaksi imun negatif.

Namun, memasuki hari ke-25, kondisi mulai memburuk. 

Dokter mencatat adanya inflamasi jantung dan mikroangiopati trombotik, yaitu gangguan di mana gumpalan darah kecil merusak pembuluh darah dan organ.

Meskipun hati masih berfungsi baik, tekanan darah pasien menurun drastis dan detak jantung meningkat. 

Pada hari ke-38, dokter memutuskan mengangkat organ hati babi tersebut, tetapi fungsi hatinya tetap bertahan hingga hari ke-135, ketika pasien mengalami pendarahan saluran cerna bagian atas. 

Ia akhirnya meninggal dunia pada hari ke-171 setelah operasi.

Tantangan dan Inovasi dalam Transplantasi Hati Babi

Mengapa Hati Babi Jadi Pilihan Eksperimen?

Menurut Dr. Beicheng Sun, presiden rumah sakit sekaligus salah satu anggota tim bedah, transplantasi hati babi ke manusia merupakan tantangan medis yang luar biasa. 

“Banyak orang berpikir hati terlalu kompleks untuk ditransplantasikan dibanding jantung atau ginjal,” ujar Sun, dikutip dari CNN.

Berbeda dengan jantung dan ginjal yang memiliki fungsi lebih sederhana, hati adalah organ multifungsi yang terlibat dalam penyaringan darah, detoksifikasi racun, pembekuan darah, hingga pengaturan kadar gula. 

Kompleksitas inilah yang membuat transplantasi hati menjadi ujian berat, bahkan dengan teknologi genetika canggih sekalipun.

Teknologi Kloning dan Rekayasa Genetik

Hati babi yang digunakan bukan organ biasa, melainkan hasil dari babi kloning berusia 11 bulan yang gennya telah disunting hingga 10 kali. 

Penyuntingan ini dilakukan untuk menghapus gen pemicu reaksi imun dan menambahkan gen manusia agar organ tersebut lebih kompatibel dengan tubuh penerima.

Proses ini merupakan bagian dari riset xenotransplantasi yang terus dikembangkan sejak dua dekade terakhir. 

Tujuannya adalah mengatasi krisis donor organ global, di mana ribuan pasien setiap tahun meninggal dunia karena tidak mendapat organ pengganti yang sesuai.

Perbandingan dengan Transplantasi Organ Hewan Lain

Sebelum transplantasi hati babi, para ilmuwan telah melakukan transplantasi ginjal dan jantung babi ke manusia sebagian pada pasien mati otak, sebagian lainnya pada pasien hidup dengan kondisi terminal.

Pada 2022, tim dokter di University of Maryland, AS, berhasil menanamkan jantung babi rekayasa genetik ke pasien hidup, yang mampu bertahan selama dua bulan. 

Sementara di tahun 2023, peneliti di Penn Medicine berhasil melakukan perfusi hati eksternal dengan cara mengalirkan darah manusia mati otak melalui hati babi di luar tubuh. 

Dalam 72 jam, tidak terjadi reaksi peradangan signifikan.

Peran Hati dalam Sistem Tubuh

  1. Menyaring darah: Mengeluarkan racun, metabolit, dan obat dari tubuh.
  2. Mengatur metabolisme: Mengubah nutrisi menjadi energi dan menyimpan glikogen.
  3. Produksi empedu: Membantu pencernaan lemak dan penyerapan vitamin.
  4. Pembekuan darah: Menghasilkan protein penting yang mencegah perdarahan berlebih.

Karena kompleksitas fungsinya, keberhasilan hati babi beradaptasi selama 171 hari di tubuh manusia dianggap pencapaian luar biasa.

Implikasi dan Masa Depan Xenotransplantasi

Keberhasilan relatif transplantasi hati babi ini menandai terbukanya jalan baru bagi dunia medis. 

Para peneliti optimistis bahwa dengan penyempurnaan teknik genetik dan kontrol imunitas, organ hewan dapat menjadi solusi nyata bagi kekurangan donor manusia.

Namun, para ahli menegaskan pentingnya pengawasan etika dan regulasi ketat. 

Risiko zoonosis (penyebaran penyakit dari hewan ke manusia) dan dampak jangka panjang terhadap sistem imun masih menjadi perhatian utama.

Selain itu, penggunaan organ hewan juga memicu perdebatan moral dan agama di berbagai negara.

Meski demikian, inovasi ini tetap memberikan harapan baru bagi jutaan pasien gagal organ di seluruh dunia.

Reaksi Dunia Medis dan Harapan ke Depan

Kisah hati babi selamatkan warga hingga hidup 171 hari pasca operasi 2025 bukan hanya headline medis, tetapi juga refleksi atas kemajuan teknologi dan keberanian ilmuwan.

Banyak pakar menilai bahwa hasil ini menunjukkan kemungkinan nyata bagi transplantasi antarspesies di masa depan.

Dr. Sun menyebut, penelitian lanjutan akan difokuskan pada pengendalian reaksi imun dan stabilitas fungsi organ dalam jangka panjang. 

“Kita belum sepenuhnya berhasil, tetapi kita sudah sangat dekat dengan masa depan di mana tidak ada pasien yang meninggal karena kekurangan donor organ,” katanya.

Bagi dunia medis, 171 hari bukan hanya angka melainkan bukti bahwa ilmu pengetahuan terus menembus batas, dan mungkin suatu hari nanti, transplantasi organ hewan ke manusia akan menjadi bagian umum dari praktik medis modern.

Kisah seorang pria 71 tahun di China yang bertahan hidup 171 hari setelah transplantasi hati babi menandai tonggak sejarah penting di dunia kedokteran tahun 2025. 

Meski berakhir dengan duka, keberhasilannya membuka peluang besar bagi masa depan pengobatan regeneratif dan transplantasi xenogenik.

Dengan kemajuan genetika, etika, dan teknologi medis yang terus berkembang, mungkin dalam waktu dekat, hati babi benar-benar bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia.

(*)

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Pria 71 Tahun di China Bertahan Hidup 171 Hari Usai Jalani Transplantasi Hati Babi

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved