Breaking News

Berita Viral

3 Wanita Muda Diculik dan Disiksa hingga Tewas, Disiarkan Live Instagram

3 wanita diculik dan disiksa hingga tewas, aksi sadis disiarkan live Instagram. Baca kisah haru korban femisida Argentina 2025.

YouTube IndonesiaBaikID
3 WANITA DISIKSA - Foto ilustrasi hasil olah YouTube IndonesiaBaikID, Sabtu 27 September 2025, memperlihatkan 3 wanita diculik dan disiksa hingga tewas, aksi sadis disiarkan live Instagram. Baca kisah haru korban femisida Argentina 2025 dan pelajaran yang bisa dipetik. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tiga wanita muda menjadi korban femisida setelah diculik, disiksa, dan dibunuh secara sadis di pinggiran Buenos Aires, Argentina. 

Kasus tragis ini mengguncang publik karena aksi kekerasan tersebut disiarkan langsung melalui akun Instagram pribadi. 

Dalam siaran itu, terdengar jelas ancaman dari pelaku yang menyebut tindakan itu sebagai “hukuman” bagi mereka yang dianggap melanggar aturan geng narkoba. 

Peristiwa yang menewaskan Morena Verdi (20), Brenda Del Castillo (20), dan Lara Gutierrez (15) ini menambah panjang daftar kasus kekerasan berbasis gender di Argentina. 

Suasana haru dan duka menyelimuti pemakaman mereka, sementara kemarahan publik terus membesar.

Tangis Bocah Dirantai di Boyolali Hanya Diberi Singkong, Disiksa dan Memohon Pulang

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Diculik dengan Dalih Pesta, Disiksa Hingga Meninggal

Penyelidikan polisi mengungkap bahwa ketiga korban awalnya dibujuk untuk menghadiri sebuah pesta pada malam Jumat 19 September 2025.

Namun, bukannya bersenang-senang, mereka justru diculik ke dalam sebuah van dan dibawa ke lokasi rahasia.

Di tempat itulah, kekerasan mengerikan terjadi. Ketiga korban disiksa, dipukul, dan kemudian dibunuh. 

Puncaknya, adegan tersebut disiarkan langsung melalui akun Instagram pribadi salah satu pelaku yang ditonton sekitar 45 orang. 

Dalam siaran itu, seorang pria yang diduga pimpinan geng terdengar berkata:

“Inilah yang terjadi kepada mereka yang mencuri narkoba dariku.”

Setelah dibunuh, jenazah mereka ditemukan terkubur di halaman rumah di wilayah selatan Buenos Aires.

Suasana Haru di Pemakaman

Pada Jumat 26 September 2025, dua sepupu, Morena Verdi dan Brenda Del Castillo, dimakamkan bersama dalam prosesi tertutup di luar ibu kota. 

Sementara itu, Lara Gutierrez, yang masih berusia 15 tahun, dimakamkan terpisah oleh keluarganya.

Antonio, kakek dari Verdi dan Del Castillo, tak kuasa menahan air mata.

“Kami tidak bisa berhenti menangis,” ucapnya lirih kepada LN+ TV.

Suasana duka tersebut menjadi pengingat pahit tentang betapa rentannya perempuan muda, terutama mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi sulit.

Motif Kekerasan: Narkoba dan Kekuasaan

Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires, Javier Alonso, mengonfirmasi bahwa kasus ini terkait dengan aktivitas peredaran narkotika. 

Menurut hakim yang menangani perkara, pembunuhan itu dilakukan sebagai “hukuman” atas dugaan pencurian narkoba serta sebagai bentuk intimidasi terhadap anggota geng lainnya.

Polisi telah menangkap empat orang tersangka, terdiri dari dua pria dan dua wanita. 

Dari interogasi, terungkap bahwa mereka berperan dalam penculikan sekaligus membantu menyiarkan kekerasan tersebut secara langsung. 

Kini, aparat masih memburu seorang pria dengan julukan “Little J” atau “Julito” yang diyakini sebagai dalang utama pembunuhan.

ART Disiksa di Batam Dipaksa Makan Kotoran Minum Air Septic Tank dan Gaji Dipotong

Jeritan Publik: Femisida Tak Boleh Lagi Terjadi

Kasus ini memicu gelombang kemarahan publik di Argentina, negara yang memang sedang menghadapi tingkat kekerasan berbasis gender yang tinggi. 

Sejumlah kelompok perempuan menyerukan aksi demonstrasi nasional pada Sabtu 27 September 2025 untuk menuntut perlindungan lebih serius dari negara.

Maria Eugenia Luduena, Direktur LSM Presentes, menekankan bahwa korban berasal dari kelompok rentan.

“Korban adalah anak muda dengan sedikit pilihan, berasal dari latar belakang miskin. Krisis ekonomi yang kita alami saat ini lebih memukul perempuan, sehingga jaringan kriminal memanfaatkannya,” ujarnya kepada AFP.

Sementara itu, pengacara keluarga Gutierrez, Gonzalo Fuenzalida, mengungkapkan bahwa pihaknya bahkan mendapat ancaman pembunuhan setelah berbicara terbuka. 

Ia kini meminta perlindungan dari polisi.

Mengapa Kekerasan Berbasis Gender Masih Marak?

Fenomena femisida di Argentina bukan hal baru. 

Menurut laporan Observatorio de Femicidios, setiap tahun ratusan perempuan kehilangan nyawa akibat kekerasan gender. 

Faktor-faktor yang memperparah kondisi ini antara lain:

1. Krisis Ekonomi dan Kemiskinan

Perempuan muda dari keluarga miskin kerap menjadi target mudah jaringan kriminal.

Mereka dijebak dengan janji pekerjaan atau kesenangan semu.

2. Budaya Machismo

Argentina masih menghadapi budaya patriarki yang kuat, di mana kekerasan terhadap perempuan kerap dianggap “normal” dalam lingkaran geng atau rumah tangga.

3. Kurangnya Perlindungan Hukum

Meski sudah ada undang-undang khusus, penegakan hukum sering kali lamban. 

Perlindungan bagi keluarga korban juga minim, terbukti dari ancaman yang kini diterima pihak keluarga Gutierrez.

Edukasi Publik: Bijak Bermedia Sosial dan Waspada Lingkungan

Tragedi ini juga menjadi pelajaran penting tentang bahaya penyalahgunaan media sosial. 

Fakta bahwa penyiksaan hingga pembunuhan disiarkan langsung melalui Instagram pribadi pelaku membuka diskusi baru tentang etika digital dan tanggung jawab platform.

Tips Mencegah Kekerasan Digital dan Fisik

  1. Waspada ajakan pertemuan online: Jangan mudah percaya undangan pesta atau tawaran kerja dari orang yang baru dikenal.
  2. Kenali tanda-tanda manipulasi: Geng kriminal sering menggunakan rayuan, ancaman, atau tekanan emosional.
  3. Gunakan fitur pelaporan: Jika menemukan konten kekerasan di media sosial, segera laporkan ke platform dan, bila perlu, ke polisi.
  4. Perkuat literasi digital: Orang muda perlu dibekali pemahaman tentang bahaya berbagi data pribadi dan cara melindungi diri secara online.

Balita 2 Tahun Tewas Disiksa Pengasuh, Suami Istri di Riau Rekam Aksi Keji Sambil Tertawa

Dukungan dan Harapan

Dukungan terus mengalir dari berbagai pihak, mulai dari politisi hingga tokoh budaya. 

Mereka mendesak agar pemerintah meningkatkan perlindungan perempuan sekaligus menindak tegas jaringan kriminal yang memanfaatkan kerentanan sosial-ekonomi.

Tragedi Morena, Brenda, dan Lara seharusnya menjadi titik balik. 

Bukan hanya untuk Argentina, tetapi juga untuk dunia, bahwa nyawa perempuan tidak boleh diremehkan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Disiarkan Live Instagram, 3 Perempuan Argentina Jadi Korban Pembunuhan Sadis

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved