Berita Viral

RAMAI Petisi Pembatalan TKA 2025, Siswa SMA Curhat Soal Tekanan dan Waktu Persiapan yang Singkat

Mereka menilai pengumuman dan kisi-kisi ujian diumumkan terlalu mepet, membuat waktu persiapan sangat terbatas.

Editor: Dhita Mutiasari
Kolase / Kompas.com /change.org
PETISI BATALKAN TKA - Ramai siswa SMA di berbagai daerah menandatangani petisi pembatalan Pelaksaan TKA 2025. Mereka menilai pengumuman dan kisi-kisi ujian diumumkan terlalu mepet, membuat waktu persiapan sangat terbatas. 

Ringkasan Berita:Ramai siswa SMA di berbagai daerah menandatangani petisi menuntut pembatalan Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025.
Mereka menilai pengumuman dan kisi-kisi ujian diumumkan terlalu mepet sehingga waktu persiapan sangat terbatas.
Petisi yang dibuat oleh seorang siswa bernama Agit di laman Change.org ini sudah ditandatangani lebih dari 139 ribu orang hingga Selasa 28 Oktober 2025.

 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ramai siswa SMA di berbagai daerah menandatangani petisi pembatalan Pelaksaan TKA 2025.

Mereka menilai pengumuman dan kisi-kisi ujian diumumkan terlalu mepet, membuat waktu persiapan sangat terbatas.

Tak hanya siswa, banyak guru pun mengaku masih belum memahami teknis pelaksanaan maupun tujuan dari TKA itu sendiri.

Petisi awalnya dibuat oleh seorang siswa dengan nama akun siswa Agit membuat petisi menuntut pembatalan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada November 2025. 

Nilai TKA dibutuhkan sebagai salah satu syarat mengikuti tes PTN jalur prestasi 2026.

TAHAPAN Resmi Pelaksanaan TKA 2025 yang Wajib Diketahui Siswa Kelas 12 SMA/SMK

Petisi ini dibuat pada Minggu 26 Oktober 2025 di laman change.org.

Pantauan Tribun pada Selasa 28 Oktober 2025 pukul 10.35 WIB, petisi ini sudah ditandatangani 139.503 orang.

Melalui petisi ini, ia mengeluhkan beberapa permasalahan seperti dikutip sebagai berikut.

"Sebagai salah satu dari banyak siswa yang akan menghadapi TKA 2025, saya, bersama teman-teman seangkatan, merasakan keprihatinan yang mendalam. Sistem baru ini tidak hanya menambah tekanan pada kami, tetapi juga mempermainkan masa depan pendidikan kami. Di sekolah saya sendiri, kami menggunakan Kurikulum Merdeka, yang pada akhirnya memberikan banyak sekali dampak negatif di sisi murid. Kemudian, tiba-tiba TKA diadakan. Hal ini menyulitkan kami untuk merasakan stabilitas dan kepastian atas pendidikan yang seharusnya memberi arah yang jelas.

Pelaksanaan TKA 2025 menimbulkan banyak masalah, termasuk pengesahan yang tiba-tiba tanpa pemberitahuan yang memadai untuk tingkat SMA, seakan-akan tidak ada pertimbangan serius terhadap dampak signifikan bagi kami para siswa. Selain itu, penetapan kisi-kisi yang terlambat menyulitkan kami dalam melakukan persiapan yang optimal. TKA untuk jenjang SMA pertama kali dikabarkan dan diresmikan pada 8 Juni 2025. Peraturan ini diundangkan pada 3 Juni 2025 dan bertujuan untuk menjamin bahwa semua siswa, baik dari jalur formal, nonformal, maupun informal, memiliki kesempatan yang setara untuk dinilai secara objektif dan terstandar (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi). Kemudian, menurut dokumen "Salinan Perkaban Nomor 45 Tahun 2025 tentang Kerangka Asesmen TKA SMA/MA dan SMK/MAK," tanggal penetapannya adalah 14 Juli 2025.

Dari 14 Juli hingga 3 November, para guru dan murid hanya memiliki waktu tersisa 112 hari alias sekitar 3,5 bulan. Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik) Kemendikdasmen bahkan baru memulai pelaksanaan Simulasi TKA Online untuk jenjang SMA/MA/SMK/MAK dan sederajat secara resmi pada tanggal 6 Oktober 2025. Para guru bimbel memang sudah berusaha membuat perkiraan soal mulai dari bulan Juli setelah kisi-kisi dibagikan, tetapi perkiraan soal tersebut sama sekali tidak akurat bahkan jika hanya dibandingkan dengan perkiraan soal dari Pusmendik. Akibatnya, perkiraan soal baru dirancang kembali oleh para guru setelah Simulasi TKA Online pertama. Bayangkan, sesingkat itu waktu kami untuk bersiap. Waktu persiapan yang sangat singkat akibat jadwal kelas 12 yang padat hanya menambah tantangan yang kami hadapi.

Namun, kekurangannya tidak cukup sampai di waktu persiapan yang singkat. Cakupan materi yang terlampau luas semakin memperburuk keadaan. Hal ini membuat kami sulit memperkirakan soal-soal yang mungkin muncul, dan ketidakjelasan tersebut hanya menambah beban mental yang kami rasakan. Lebih parahnya, banyak sekolah yang tidak memberikan dukungan atau fasilitas yang memadai bagi murid kelas 12, yang sebenarnya sangat dibutuhkan di saat kritis seperti ini. Dilihat dari pembelajaran selama kelas 10 dan 11 yang menggunakan Kurikulum Merdeka, jujur saja, banyak guru yang memanfaatkan kebebasan mengajar sebagai alasan untuk tidak mengajar. Beberapa dari kami hanya belajar dari presentasi teman kami dan langsung lanjut ke materi selanjutnya atau bahkan langsung tes harian. Itu pun, tidak semua materi sempat dipaparkan. Anggaplah, angka guru yang seperti itu hanya minoritas. Namun, bagaimana dengan materi masing-masing sekolah yang tidak merata akibat Kurikulum Merdeka? Kurikulum ini dan TKA sungguh bukan kombinasi yang baik. Tidak hanya itu, bahkan setelah pengumuman TKA diluncurkan, beberapa sekolah masih melaksanakan ujian praktik yang berlebihan dan memenuhi jadwal murid kelas 12. Bagaimana kami bisa mempersiapkan dengan baik? 

Ini hanya dilihat dari sudut pandang saya dan teman-teman saya yang bahkan sudah mengikuti bimbel. Bayangkan, betapa sulitnya bagi beberapa dari kami yang tidak mampu membayar guru bimbel.

Bulan-bulan sebelumnya, kami masih merasa optimis dengan harapan akan dukungan dari sekolah dan pemerintah. Namun, apa ujungnya? Kami mendekati tanggal pelaksanaan TKA dengan kekhawatiran dan rasa tidak siap yang sangat besar. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah dan pihak terkait untuk meninjau kembali keputusan ini. Diharapkan adanya penundaan atau pembatalan pelaksanaan TKA 2025, sehingga kami dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik. Tanda tangani petisi ini untuk mendukung perjuangan kami demi masa depan pendidikan yang lebih adil dan berkualitas."tulisnya

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved