Berita Viral

RANGKUMAN Kasus Kematian Kacab BRI jadi Target Random hingga Peran Dua Prajurit Kopassus

Berikut rangkuman kasus kematian Kacab BRI yang jadi korban penculikan dan pembunuhan hingga menjadi sorotan publik.

Editor: Rizky Zulham
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
JUMPA PERS - Polda Metro Jaya menggelar jumpa pers terkait kasus penculikan Kacab Bank BUMN. Berikut rangkuman kasus kematian Kacab BRI yang jadi korban penculikan dan pembunuhan hingga menjadi sorotan publik. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut rangkuman kasus kematian Kacab BRI yang jadi korban penculikan dan pembunuhan hingga menjadi sorotan publik.

Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), dipilih secara acak sebagai target penculikan yang berujung pada kematiannya.

Penculikan ini didalangi pelaku dengan tujuan memindahkan beberapa rekening dormant ke rekening penampung secara paksa dengan kekerasan dan ancaman. Setelah berhasil, korban rencananya akan dilepaskan.

Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menjelaskan, salah satu pelaku intelektual, Candy alias Ken (41), memiliki data beberapa rekening dormant.

Ken memerintahkan timnya untuk mencari KCP bank BUMN yang bisa diajak bersekongkol.

Motif Baru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab BRI, Peran 16 Tersangka hingga Rekening Dormant

“Korban ini dipilih secara acak,” kata Abdul dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa 16 September 2025.

Pencarian acak ini bermula saat Candy alias Ken memerintahkan orang-orangnya untuk mencari KCP sebuah bank BUMN untuk bersekongkol. Namun setelah satu bulan, tidak membuahkan hasil.

“(Suatu ketika) dari orang-orangnya si K ini di lapangan mendapatkan kartu nama tersebut,” ucap Abdul.

Kartu nama itu kemudian diserahkan kepada Dwi Hartono (DH), salah satu pelaku dalam klaster aktor intelektual.

Namun, Dwi tak menemukan alamat rumah Ilham. Dwi akhirnya mengintai Ilham di kantor korban di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

“Dari tengah malam, tim membuntuti korban dan menunggu di depan kantornya sebelum melakukan aksi,” jelas Abdul.

Dalam kasus ini, pemindahan dana dari rekening dormant ke rekening penampung belum terjadi.

Sebab, korban sudah dalam kondisi lemas ketika dianiaya sebanyak dua kali di dalam mobil berbeda.

Karena tim penjemput yang dijanjikan tidak datang, korban akhirnya dibuang di area persawahan di Bekasi dalam kondisi lemas.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra menambahkan, hasil visum sementara menunjukkan korban tewas akibat tekanan benda tumpul di leher yang menekan saluran pernapasan dan pembuluh nadi besar hingga menyebabkan mati lemas.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved