Update Imun: Lindungi Buah Hati dari Ancaman Virus Japanese Encephalitis
Kasus pertama Japanese Encephalitis di Kalbar terdeteksi pada 2023 dengan 30 kasus dan meningkat menjadi 39 angka kejadian pada 2024.
Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Ringkasan Berita:
- dr. Wendi Nurfandi, Sp.A , Dokter Spesialis Anak, mengingatkan pentingnya imunisasi untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut dalam Tribun Pontianak Podcast Update Imun, Senin 10 November 2025.
- Ia mengungkapkan, nyamuk jenis culex menjadi perantara yang membawa virus dari hewan ke manusia.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Virus Japanese Encephalitis (JE) menjadi salah satu penyakit infeksi virus yang kini mendapat perhatian serius terutama di Kalimantan Barat.
dr. Wendi Nurfandi, Sp.A , Dokter Spesialis Anak, mengingatkan pentingnya imunisasi untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut dalam Tribun Pontianak Podcast Update Imun, Senin 10 November 2025.
“Japanese Encephalitis merupakan suatu penyakit yang menyerang otak, disebabkan oleh virus yang tergolong flavivirus. Virus ini biasanya ada di hewan-hewan peternakan seperti babi dan burung air,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, nyamuk jenis culex menjadi perantara yang membawa virus dari hewan ke manusia.
“Ketika ada nyamuk terutama nyamuk culex menggigit binatang tersebut, maka nyamuk itu nanti akan mendapatkan si virus. Membawa dari binatang tesebut saat menggigit ke manusia,maka virus tadi akan menular. Tapi alhamdulillah, penyakit ini penularannya tidak dari manusia ke manusia lain,” ujarnya.
• Sidig Handanu Sebut Data Akurat Penting Agar Program Penanggulangan Kemiskinan Tepat Sasaran
dr. Wendi menyebut, Pontianak dan sejumlah daerah di Kalimantan Barat terdiri dari persawahan, perairan dan beberapa tempat yang memiliki peternakan babi.
“Tempat-tempat tersebut merupakan tempat endemisnya si virus-virus dan nyamuk culex. Jadi ketika kita menetap di daerah tersebut, maka kita memiliki risiko peningkatan persebaran nyamuk culex dan juga persebaran dari si virus tadi. Dan ditambah juga, kita daerah iklimnya itu lembab, jadi dengan iklim yang lembab itu juga merupakan suatu media pertumbuhan dari nyamuk yang akan semakin banyak,” katanya.
Kasus pertama Japanese Encephalitis di Kalbar terdeteksi pada 2023 dengan 30 kasus dan meningkat menjadi 39 angka kejadian pada 2024.
“Trennya mulai naik. Jadi kita harus hati-hati banget dengan penyakit ini. Harus lebih aware lagi terhadap gejalanya,” ucapnya.
Menurutnya, gejala awal infeksi ini mirip penyakit virus biasa, seperti demam, nyeri kepala, mual, dan muntah.
Namun pada tahap lanjut dapat disertai kejang, penurunan kesadaran, dan kaku leher.
“Ketika sudah ada tanda-tanda tersebut, baiknya segera dibawa ke rumah sakit agar bisa diperiksa apakah ada kemungkinan ke arah Japanese Encephalitis,” tuturnya.
Kelompok Usia Ini Paling Rentan
Ia menjelaskan, kelompok usia yang paling rentan adalah anak-anak usia 9 bulan hingga 5 tahun.
“Sistem imun mereka belum sempurna, dan anak-anak usia balita sering bermain kemana-mana. Itu membuat mereka lebih rentan terkena virus ini,” kata dr. Wendi.
Ia menegaskan, JE merupakan penyakit serius dengan tingkat keparahannya sangat tinggi.
“Sekitar 20–30 persen menyebabkan risiko kematian, dan 30–50 persen pasien mengalami gejala sisa seperti tidak bisa berjalan, kejang berulang dan penurunan kesadaran,” paparnya.
Meski begitu, penyakit ini bisa dicegah dengan update imun melalui imunisasi.
“Langkah efektif yang bisa dilakukan adalah imunisasi. Karena sampai sekarang belum ada obatnya,” tegasnya.
Pemerintah telah memasukkan vaksin JE ke dalam program imunisasi nasional untuk daerah endemis seperti Bali, Kalimantan Barat, dan Yogyakarta.
“Anak usia sembilan bulan sampai lima tahun wajib mendapatkan vaksin ini, gratis di puskesmas,” ungkap dr. Wendi.
Vaksin pertama diberikan pada usia sembilan bulan kemudian booster yang kedua 1–2 tahun setelahnya.
“Itu untuk menstabilkan dan meningkatkan sistem imun tubuh kita. Efektivitasnya tinggi, bisa mencapai 95–100 persen,” katanya.
Selain imunisasi, orang tua juga diimbau melakukan pencegahan di rumah.
“Kalau zaman dulu pakai kelambu, untuk saat ini, mungkin kita sudah bisa pakai lotion anti-nyamuk. Jangan lupa, ini kan nyamuk pasti kan lingkungan rumah terbebas dari genangan air. Kemudian di kamar juga harus perhatikan ada tumpukan-tumpukan baju, mungkin baju-baju kotor atau baju-baju digantung,” ucapnya.
dr. Wendi mengingatkan agar anak yang mengalami demam lebih dari tiga hari segera dibawa periksa ke fasilitas kesehatan.
“Ketika sudah menginjak 72 jam, kita sarankan biasanya orang tua untuk memperiksakan darah. Biasanya dari darah aja kita tahu apakah demam penyakit ini ke arah infeksi bakteri, infeksi virus, nanti infeksi virusnya kita lihat lagi apakah memang tergolong infeksi virus yang mungkin demam berdarah, atau virus cikungunya, atau mungkin virus JE,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa anak itu tidak minta untuk dilahirkan tapi mereka adalah keinginan orang tua untuk memiliki keturunan.
“Jadi ketika kita sudah memiliki keputusan untuk memiliki anak, maka penuhi haknya, hak untuk sehat, hak untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap. Jadi pastikan untuk memberikan vaksinasi JE dan melengkapi imunisasi rutin lainnya sebagai upaya mencegah penyakit menular dan berbahaya berkembang di Kalimantan Barat,” tegasnya.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Triponcast
Wendi Nurfandi
Japanese Encephalitis
Pontianak
Kalbar
Kalimantan Barat
Senin 10 November 2025
| Sidig Handanu Sebut Data Akurat Penting Agar Program Penanggulangan Kemiskinan Tepat Sasaran |
|
|---|
| Satbrimob Polda Kalbar gelar Upacara Hari Pahlawan di Lapangan Apel Mako Satbrimob Polda Kalbar |
|
|---|
| Polres Ketapang Laksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Mapolres Ketapang |
|
|---|
| Polres Ketapang Gelar Konferensi Pers Kasus Curanmor yang Sempat Viral di Media Sosial |
|
|---|
| Kapolres Singkawang Ziarah Nasional Hari Pahlawan 2025, Teladani Semangat Juang Para Kusuma Bangsa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Wendi-Nurfandi23543wetr.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.