Kisah Haru Warga Pontianak

DERITA Oryza, Korban Kecelakaan Pontianak Patah Kaki Kini Hidup Mengandalkan Istri, Anak Masih Kecil

Saya sekarang nggak kerja, di rumah terus. Untuk aktivitas ke dapur atau ke kamar mandi itu pakai ngesot

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
KORKAN KECELAKAAN - Oryza (40) saat menunjukkan hasil rontgen kaki kanannya serta kemasan obat yang diminumnya di kediamannya di Jalan H. Rais A. Rachman, Gang Sederhana no 30, Kecamatan Pontianak Barat, pada Selasa 28 Oktober 2025. Kaki Oryza luka menganga dan tanpak pen tulangnya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Nasib pilu dialami Oryza (40), warga Kecamatan Pontianak Barat, yang kini harus berjuang hidup dengan kondisi kaki kanan belum pulih total setelah mengalami dua kali kecelakaan lalu lintas dalam dua tahun terakhir. 

Akibat kecelakaan tersebut, tulang kering kaki kanan Oryza patah hingga membuatnya terpaksa berhenti bekerja.

Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarganya kini bergantung pada penghasilan sang istri yang bekerja sebagai pegawai laundry. 

Kisah Oryza bermula pada tahun 2023, dimana saat itu, ia menjadi korban tabrak lari di kawasan Jalan Kota Baru Pontianak. 

Baca juga: PENGAKUAN Sopir Truk Maut Simpang Brimob Kubu Raya: Tak Sengaja Terobos Lampu Merah dan Seret Korban

"Saya ini sebelum kondisi kaki saya yang begini pernah kena tabrak dulu, kalau tidak salah tahun 2023, kena tabrak di Jalan Kota Baru, tabrak lari juga. Dipasang pen juga cuma lukanya tidak berlubang seperti sekarang ini," ujarnya saat ditemui dikediamannya di Jalan H. Rais A. Rachman, Gang Sederhana no 30, Kecamatan Pontianak Barat, pada Selasa 28 Oktober 2025.

Setelah menjalani perawatan intensif, Oryza akhirnya pulih. Sekitar setahun kemudian, ia bahkan sudah mencabut pen dari kakinya karena tulangnya dinyatakan sudah menyatu dan normal. 

Namun, pada November 2024, Oryza kembali menjadi korban kecelakaan lalu lintas di kawasan Pal 3, Sungai Jawi, Pontianak.

"Jadi udah hampir mau setahun kaki saya luka begini. Ini tabrakan yang kedua yang sampai luka di kaki saya yang berlubang ini. Ini operasi yang kedua, saya pasang pen lagi di tempat yang sama, di kaki sebelah kanan," katanya. 

Baca juga: LAKA Maut di Sanggau! Dua Nyawa Pengendara Motor Melayang, Polisi Buru Sopir Truk Tabrak Lari

Usai menjalani operasi, kondisi kaki Oryza awalnya tampak membaik. 

Namun, beberapa bulan setelah jahitan dibuka, luka bekas operasi tersebut tiba-tiba kembali terbuka hingga menjadi seperti sekarang ini. 

"Waktu pasang pen kedua ini awalnya tidak berlubang. Lalu waktu habis buka jahitan, kan jahitan itu masih nutup"

"Pas ada beberapa bulan dari itu lukanya terbuka sendiri, ternganga sendiri, langsung saya bawa ke Rumah Sakit Soedarso untuk di rontgen. Dokter juga sampai heran kenapa bisa lukanya sampai berlubang lagi," jelasnya dengan sedikit terbata-bata. 

Baca juga: CIUMAN Terakhir Sang Ayah untuk Buah Hati, Encep Wafat Jadi Korban Tabrakan Maut Bus Damri Pontianak

Dokter sempat menanyakan apakah ia memiliki riwayat penyakit seperti diabetes atau gula darah tinggi, namun Oryza mengaku tidak pernah memeriksakan diri sebelumnya. 

"Terus dokternya bilang biasanya pasien saya habis operasi pasang pen itu langsung normal, nggak sampai terbuka lagi kayak gini," katanya menjelaskan ucapan dokter. 
 
Dokter menyarankan agar selama masa pemulihan, ia mengonsumsi obat-obatan dan suplemen untuk memperkuat tulang serta mempercepat penyembuhan luka. 

Hal itu dikarenakan tulang kakinya telah dua kali mengalami patah dan operasi pemasangan pen sehingga kondisinya kini rapuh.
 
Namun, ia mengaku terkendala biaya karena harga obat-obatan dan suplemen tersebut cukup tinggi, sementara dirinya saat ini tidak bekerja.

"Tapi memang harganya juga lumayan tinggi. Susu tulang satu kotaknya Rp200 ribuan untuk 10 hari, itupun beli di online shop. Ada juga suplemen lain yang harganya hampir Rp200 ribu juga. Jadi sudah selama beberapa bulan ini saya agak kurang minum obat tersebut karena dananya habis," ucapnya dengan lirih lesu. 

Sebelum mengalami kecelakaan, Oryza diketahui bekerja sebagai sales marketing. 

Namun sejak peristiwa yang membuat kakinya terluka parah itu, ia terpaksa berhenti bekerja karena kondisi fisiknya belum pulih sepenuhnya.

Kini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarganya bergantung pada penghasilan sang istri yang bekerja sebagai pegawai laundry dengan gaji sekitar Rp900 ribu per bulan. 

"Anak saya ada tiga, yang pertama itu sekolah di SMP Negeri 12 kelas 2, lalu yang kedua SD Negeri 40 dan ketiga TK. Jadi untuk keperluan sehari-hari serba kekurangan dengan penghasilan yang segitu sedangkan saya tidak bisa bekerja selama habis kecelakaan ini," ucapnya dengan haru. 

Saat ini, kesehariannya kebanyakan dihabiskan di rumah dengan beristirahat dan menjalani perawatan seadanya. 

"Saya sekarang nggak kerja, di rumah terus. Untuk aktivitas ke dapur atau ke kamar mandi itu pakai ngesot. Kadang saya pakai tongkat juga karena belum berani lepas takut tulang saya patah lagi," tuturnya. 

Ia mengaku sempat ditawari oleh bos tempatnya bekerja untuk kembali bekerja, namun belum sanggup. 

"Bos sempat nyuruh saya masuk, tapi saya bilang belum bisa maksakan diri karena kondisi belum normal. Kalau nanti sudah bisa jalan normal mungkin baru bisa kerja lagi," katanya lirih.

Dalam kondisi serba sulit itu, Oryza bersyukur masih ada sejumlah pihak yang peduli. 

Ia sempat menerima bantuan dari beberapa lembaga sosial. 

"Selama hampir setahun ini saya ada dapat bantuan dari Dompet Umat berupa susu tulang dan suplemen untuk penyembuhan. Dari BAZNAS juga ada bantu beli susu tulang, obat vitamin C sama D3. Rumah Zakat juga pernah kasih bantuan," ujarnya sambil menunjukan obat yang telah diterimanya. 

Beberapa petugas dari Dinas Kesehatan setempat juga telah datang untuk mengganti perban dan membersihkan luka di kaki Oryza. 

Namun, hingga kini belum ada bantuan obat-obatan yang diberikan, meski petugas berjanji akan menyalurkannya dalam waktu dekat.

"Mereka datang membersihkan luka, tapi belum kasih bantuan obat. Cuma katanya nanti mau bantu obat-obatan, tapi belum tahu kapan diantarnya," kata Oryza.

Kini, Oryza hanya berharap ada uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat untuk membantu meringankan beban hidup keluarganya. 

Dengan tiga anak yang masih bersekolah dan penghasilan istri yang terbatas, ia mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya mohon dengan sangat, dengan kondisi saya seperti ini, udah hampir setahun saya gak kerja. Mudah-mudahan dari pemerintah bisa bantu seperti sembako atau bantuan uang untuk kehidupan keluarga saya sehari-hari"

"Saya juga sudah sempat ajukan bantuan ke Dinas Sosial, tapi sampai sekarang belum ada kabar," ucap Oryza dengan penuh harapan. 

Meski berat, Oryza tetap berusaha tabah menjalani hari-harinya. Ia berharap suatu saat bisa kembali pulih dan bekerja seperti sedia kala untuk menafkahi keluarganya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved