Dapur SPPG Rantau Panjang Olah 220 Kg Beras hingga 150 Kg Sayuran Segar Setiap Hari
proses memasak sejak pukul 02.00 WIB dini hari, hingga pengantaran makanan ke sekolah-sekolah yang harus rampung pada pagi hari.
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA – Setiap hari, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rantau Panjang yang berada di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, bergantung pada pasokan bahan baku segar.
Mayoritas kebutuhan dipenuhi dari masyarakat lokal, meski beberapa komoditas seperti beras premium dan buah tertentu masih harus didatangkan dari Ketapang maupun Pontianak.
Kepala SPPG Rantau Panjang, Ahmad Muhdor, menjelaskan bahwa pihaknya tetap memprioritaskan bahan dari pemasok lokal. Namun, sejumlah kebutuhan masih harus dipenuhi dari luar daerah.
"Kalau ada di lokal, meskipun harganya sedikit lebih tinggi, tetap kami prioritaskan. Hanya saja memang masih ada keterbatasan. Untuk buah-buahan banyak kami ambil dari Ketapang, sementara beras biasanya dari pemasok di Ketapang atau Pontianak," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Minggu 5 Oktober 2025.
Untuk kebutuhan harian, beras dapat disimpan hingga satu minggu. Sementara sayuran dan buah wajib segar, sehingga dipasok setiap hari sesuai pemesanan yang sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
Ahmad menyebut, rata-rata penggunaan protein hewani mencapai 250 hingga 300 kilogram per hari, protein nabati 2.700 potong tempe, serat dari sayuran segar sebanyak 100–150 kilogram, serta beras sekitar 210–220 kilogram per hari.
"Untuk protein hewani, kita biasanya sekitar 250 sampai 300 kilogram. Kalau untuk protein nabati itu 2.700 potong tempe. Serat berupa sayuran habis sampai 100–150 kilogram. Sedangkan beras, rata-rata 210–220 kilogram per hari," ungkapnya.
Tak hanya bahan baku, pengelolaan tenaga kerja juga menjadi perhatian. Ahmad menjelaskan, ada 40 relawan yang bertugas setiap hari, ditambah seorang ahli gizi, seorang akuntan, serta satu petugas SPPG.
Seluruh tim bekerja dalam jadwal ketat, mulai dari persiapan pukul 19.00 WIB, proses memasak sejak pukul 02.00 WIB dini hari, hingga pengantaran makanan ke sekolah-sekolah yang harus rampung pada pagi hari.
"Kalau untuk SOP karyawan, kita ada 40 relawan, ditambah satu ahli gizi, satu akuntan, dan satu SPPG. Proses kerja mulai dari jam 19.00 WIB untuk persiapan, masak jam 02.00 WIB dini hari, dan pengantaran sudah harus selesai sekitar jam 09.00 WIB pagi," jelasnya.
Ahmad juga menjelaskan setelah pendistribusian selesai selanjutnya penjemputan omperng yang telah di gunakan, penjemputan memakan waktu kurang lebih dua jam, dimulai dari sekitar pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.
Dan dilanjutkan pencucian ompreng yang biasa dilakukan sampai pukul 20.00 hingga 21.00 WIB.
• SPPG Rantau Panjang Produksi 2665 Porsi Makanan Bergizi Setiap Hari untuk 24 Sekolah di Kayong Utara
"Setelah pendistribusian selesai, selanjutnya penjemputan ompreng biasanya jam 13.00 samapai 14.00 WIB sudah selesai. Selanjutnya pencucian ompreng biasnya selesai jam 20.00 sampai 21.00 WIB," katanya.
Dalam bekerja, para relawan diwajibkan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, mulai dari penutup kepala, masker, hingga celemet. Bagian memasak harus menggunakan sarung tangan, baik plastik maupun karet.
Selain itu, pekerja dilarang mengenakan perhiasan seperti cincin atau kalung demi menjaga higienitas makanan.
Dapur SPPG
SPPG
Kabupaten Kayong Utara
Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Rantau Panjang
SPPG Rantau Panjang Produksi 2665 Porsi Makanan Bergizi Setiap Hari untuk 24 Sekolah di Kayong Utara |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan Pontianak Wajibkan Dapur Punya Sertifikat SLHS untuk Cegah Keracunan |
![]() |
---|
Dinkes Dorong SPPG Segera Miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi |
![]() |
---|
Menu MBG yang Bikin Siswa SDN Sindangsari Ciamis Diduga Keracunan Makanan |
![]() |
---|
SPPG Rantau Panjang dan Sekolah Komitmen Perkuat Program MBG Usai Insiden SDN 1 Simpang Hilir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.