Program JKN Bantu DIna Semangat Jalani Pengobatan

Dina menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dipersulit dalam proses administrasi maupun pelayanan medis.

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
DOK YAMAHA
Dina (43), Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Bagi Dina (43), warga Samalantan, Bengkayang, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi penyelamat dalam perjuangannya melawan penyakit jantung.

Bagi pasien seperti Dina, kehadiran Program JKN bukan sekadar bantuan biaya, tapi juga harapan untuk terus berjuang dan pulih tanpa rasa khawatir.

Saat ditemui di Rumah Sakit St. Vincentius Singkawang, Dina menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas keberadaan program JKN.

“Saya sangat terbantu dengan adanya JKN. Kalau tanpa program ini, saya tidak tahu bagaimana bisa membiayai pengobatan jantung yang sangat mahal,” ungkapnya sambil tersenyum.

Dina merupakan pasien dengan riwayat penyakit jantung yang memerlukan perawatan berkelanjutan dan observasi rutin dari tenaga medis.

Ia menceritakan bahwa pengobatannya tidak hanya dilakukan di satu rumah sakit saja, namun melalui mekanisme rujukan berjenjang yang telah ditetapkan oleh sistem layanan JKN.

“Awalnya saya mendapat penanganan di RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang. Karena kondisi saya memerlukan penanganan yang lebih lengkap, saya kemudian dirujuk ke RSUD Soedarso di Pontianak. Dari sana, saya bahkan sampai dirujuk ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta,” ujarnya.

Baca juga: Berkat Program JKN, Hely Dapat Dampingi Ayahnya dengan Tenang

Seluruh proses rujukan tersebut berjalan sesuai prosedur yang berlaku dalam sistem JKN.

Dina menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dipersulit dalam proses administrasi maupun pelayanan medis.

Bahkan, ia menegaskan bahwa pelayanan yang diterima sebagai peserta JKN tidak berbeda dengan pasien umum atau pasien asuransi lainnya.

“Tidak ada diskriminasi sama sekali. Semua pasien dilayani dengan baik. Saya sangat menghargai tenaga medis yang selalu sabar dan profesional. Ini membuktikan bahwa JKN bukan hanya menjamin biaya, tapi juga memastikan pelayanan yang setara bagi semua orang,” katanya.

Dina juga mengakui bahwa penyakit jantung bukanlah kondisi yang bisa ditangani dengan pengobatan sekali jalan.

Proses kontrol rutin, pemeriksaan laboratorium, hingga tindakan medis lanjutan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Ia pun tak bisa membayangkan jika harus menanggung semua itu secara pribadi, tanpa bantuan dari program jaminan kesehatan seperti JKN.

Baca juga: Periksa Gigi Tanpa Biaya, Lai Li Moi Bersyukur Jadi Peserta JKN

“Kalau harus bayar sendiri, mungkin saya sudah menyerah sejak awal. Pengobatan jantung itu mahal, apalagi kalau sampai harus rawat inap atau tindakan medis. Untung ada JKN. Saya merasa negara hadir untuk masyarakatnya,” tuturnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved