Percaya Sejak Awal, Arifan Jalani Pengobatan Parkinson dan Bells Palsy dengan Program JKN

Sebagai peserta JKN kelas 1, Arifan merasa sangat terbantu karena sejak awal hingga saat ini tidak pernah ada kendala dalam pelayanan ...

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
DOK BPJS SINGKAWANG
Arifan (66), pensiunan Pegawai Negeri Sipil asal Jalan Tani, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Menjalani masa pensiun dengan kondisi kesehatan yang menurun tentu bukan hal yang mudah, apalagi jika penyakit yang diderita adalah penyakit degeneratif yang membutuhkan penanganan jangka panjang.

Namun hal ini dijalani dengan penuh keyakinan oleh Arifan (66), pensiunan Pegawai Negeri Sipil asal Jalan Tani, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, yang hingga kini terus bersemangat menjalani pengobatan dengan memanfaatkan kepesertaannya dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Lebih dari satu dekade lalu, Arifan mulai mengalami gejala Bell’s Palsy, kondisi yang menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan otot pada salah satu sisi wajah.

Waktu itu, ia merasa wajahnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan dengan leluasa, yang kemudian memengaruhi mimik wajah dan aktivitas sehari-harinya.

Ia pun segera memeriksakan diri dan memulai pengobatan menggunakan kartu JKN miliknya.

“Awalnya saya kena Bell’s Palsy. Wajah saya tiba-tiba tidak bisa digerakkan, sebelah terasa berat dan tidak bisa senyum seperti biasa. Waktu itu langsung saya bawa ke rumah sakit dan pakai BPJS Kesehatan,” ujar Arifan saat ditemui usai menjalani kontrol rutin di RS Vincentius Singkawang.

Baca juga: Ika Bersyukur Program JKN Bantu Jalani Operasi di RS Vincentius

Setelah bertahun-tahun menjalani pengobatan untuk Bell’s Palsy, kondisi kesehatannya kembali diuji. Ia kemudian didiagnosis mengidap penyakit Parkinson, yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan berakibat pada tremor, kekakuan otot, dan gangguan keseimbangan tubuh.

Namun begitu, ia tidak pernah kehilangan semangat untuk menjalani terapi dan pengobatan secara berkala.

“Sekarang saya sering gemetaran, tangan kadang susah digerakkan. Tapi saya tetap kontrol dan ikut anjuran dokter. Kalau nggak ditangani, saya bisa makin susah bergerak,” ucapnya pelan.

Sebagai peserta JKN kelas 1, Arifan merasa sangat terbantu karena sejak awal hingga saat ini tidak pernah ada kendala dalam pelayanan maupun administrasi.

Ia mendapatkan akses ke layanan spesialis, terapi lanjutan, hingga penebusan obat dengan mudah.

Semua prosedur ia jalani sesuai arahan dokter, dan seluruhnya ditanggung oleh Program JKN.

“Dari dulu sampai sekarang, pelayanan BPJS Kesehatan selalu lancar. Saya kontrol rutin, kadang juga ambil obat, semua ditanggung dan saya tidak pernah diminta bayar,” tuturnya.

Baginya, keberadaan Program JKN menjadi penyelamat dalam menghadapi penyakit yang bersifat kronis dan memerlukan perawatan berkelanjutan. Sebagai pensiunan yang mengandalkan pendapatan tetap, ia mengaku tidak mampu jika harus membayar sendiri seluruh biaya pengobatan.

“Saya pensiun, penghasilan sudah tetap dan tidak banyak. Kalau harus bayar rumah sakit sendiri, saya bingung. Tapi karena ada BPJS (Kesehatan), saya bisa terus berobat tanpa beban,” ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved