Sintang Dalam Data

2 Kelenteng Utama Warga Konghucu di Kota Sintang Kalbar

Tapi dengan waktu seiring, istilah ‘kelenteng’ menjadi umum dan mulai meluas penggunaannya.

Editor: Zulkifli
TRIBUN PONTIANAK
KELENTENG KONGHOCU - Potret Klenteng Kuan Ti Sintang, di Jalan Masuka Pantai, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang Kalbar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut dua Kelenteng utama di Kota Sintang Kalimantan Barat. 

Kelenteng menjadi tempat ibadah penganut kepercayaan warga Tionghoa yang juga eksis di Kota Sintang.

Biasanya momen Imlek dan Cap Go Meh, Kelenteng menunjukan daya pikatnya karena dihiasi berbagai ornamen khas. 

Satu di antaranya yakni Klenteng Kuan Ti Sintang  terletak di Jalan Masuka Pantai, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang.

Kelenteng ini cukup unik dengan letaknya berada di tepian Sungai Kapuas. 

Baca juga: 2 Gereja Katolik Terbesar di Kota Sintang Kalimantan Barat

Klenteng Kuan Ti Sintang ini terletak di kawasan Kompleks Pasar Sungai Durian, yang memang mayoritas penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.

Setiap pelaksanaan perayaan Imlek dan Cap Go Meh, Klenteng Kuan Ti Sintang merupakan satu di antara tempat yang menjadi pusat pelaksanaannya, sehingga selalu dihiasi oleh berbagai lampion khas perayaan Imlek.

Baca juga: Tani Merdeka Fasilitasi Bantuan Alsintan, Bupati Sintang Minta Dimanfaatkan Optimal

Ciri Khas Kelenteng 

Dilansir dari wikipedai Kelenteng, juga dikenal sebagai Tempat Ibadah Tri Dharma (disingkat TITD) di Indonesia, adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa, biasanya didasarkan pada pemahaman atas pemikiran Tridharma. 

Di beberapa daerah, kelenteng juga disebut dengan istilah tokong.

Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara. 

Kelenteng adalah istilah “generic” untuk tempat ibadah yang bernuansa arsitektur Tionghoa, dan sebutan ini hanya dikenal di pulau Jawa, tidak dikenal di wilayah lain di Indonesia, sebagai contoh di Sumatra mereka menyebutnya bio. 

Di Sumatra Timur mereka menyebutnya am dan penduduk setempat kadang menyebut pekong atau bio di Kalimantan di orang Hakka menyebut kelenteng dengan istilah thai Pakkung, pakkung miau atau shinmiau. 

Baca juga: Bupati Sintang Bala Sebut Perjuangan PEPABRI Belum Usai

Tapi dengan waktu seiring, istilah ‘kelenteng’ menjadi umum dan mulai meluas penggunaannya.

Kelenteng bagi masyarakat Tionghoa tidak hanya berarti sebagai tempat ibadah saja. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved