Berita Viral

AMBRUK! Harga Emas dan Perak Besok 29 Oktober 2025, Saham Tambang Hasil Prediksi Perdagangan Dunia

Kembali ambruk, harga emas dan perak besok Rabu 29 Oktober 2025 lengkap pergerakan saham tambang hasil prediksi bisnis perdagangan dunia.

Editor: Rizky Zulham
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY ZULHAM
HARGA EMAS DAN PERAK - Ilustrasi. Kembali ambruk, harga emas dan perak besok Rabu 29 Oktober 2025 lengkap pergerakan saham tambang hasil prediksi bisnis perdagangan dunia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kembali ambruk, harga emas dan perak besok Rabu 29 Oktober 2025 lengkap pergerakan saham tambang hasil prediksi bisnis perdagangan dunia.

Harga emas global kembali tertekan, turun lebih dari 2 persen ke bawah level US$3.900 per troy ounce, pada perdagangan Selasa 28 /10).

Kondisi ini menjadi level terendah dalam tiga pekan terakhir.

Mengutip tradingeconomics, penurunan ini terjadi seiring meningkatnya optimisme terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Sehingga mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Baca juga: REKOM Harga Emas Besok 29 Oktober 2025 Lengkap Semua Produk Antam, UBS dan Galeri 24 di Pegadaian

Pejabat dari kedua negara mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan kerangka kerja terkait tarif dan sejumlah isu utama dalam pertemuan akhir pekan lalu di Malaysia.

Kesepakatan tersebut akan menjadi dasar bagi Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk meresmikannya saat bertemu di Korea Selatan akhir pekan ini.

Meski begitu, harga emas masih mencatatkan kenaikan hampir 50 persen secara year-to-date (ytd), ditopang oleh ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, serta meningkatnya minat terhadap aset lindung nilai akibat pelemahan nilai mata uang (debasement trade).

Fokus pasar kini beralih ke keputusan kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (29/10) waktu AS. Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, setelah laporan inflasi pekan lalu menunjukkan hasil yang lebih lemah dari ekspektasi.

Saham Emiten Tambang Emas Kompak Melemah

Seiring penurunan harga emas global, saham-saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (28/10) juga terpantau bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan pukul 16.00 WIB.

Saham-saham yang melemah antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Penurunan terdalam tercatat pada saham ARCI, sementara UNTR mengalami pelemahan paling ringan di antara kelompok saham tambang emas tersebut.

Berikut rincian pergerakan harga saham tambang emas hingga penutupan perdagangan Selasa (28/10):

- ANTM turun 1,59 % ke level Rp 3.100 per saham, setelah sempat menyentuh harga tertinggi Rp 3.130.

- MDKA melemah 3,56 % ke Rp 2.170 per saham, sempat mencapai Rp 2.270 sebelum terkoreksi.

- BRMS turun 1,16 % ke harga Rp 855 per saham.

- PSAB melemah 2,68 % ke harga Rp 545 per saham.

- ARCI anjlok 5,56 % ke Rp 1.105 per saham, menjadi penurunan terdalam hari ini.

- AMMN turun 4,51 % ke Rp 6.875 per saham, sempat menyentuh level tertinggi Rp 7.225.

- UNTR melemah 0,99 % ke harga Rp 27.625 per saham, meski sempat menembus Rp 28.000 di awal sesi perdagangan.

Harga perak juga ikut turun

Setelah dua bulan yang kuat, perak juga menghadapi tekanan jual.

"Penurunan ini terutama didorong oleh indeks dollar AS yang lebih kuat dan perkembangan yang menggembirakan dalam negosiasi perdagangan AS dengan China dan India," kata Rahul Kalantri, VP Komoditas, Mehta Equities.

Ia menambahkan bahwa sentimen juga dipengaruhi oleh kemajuan dalam upaya perdamaian Gaza, yang menyebabkan aksi ambil untung yang meluas.

Baca juga: TERGELINCIR! Bocoran Harga Emas dan Perak Besok 28 Oktober 2025 Hasil Prediksi Perdagangan Dunia

Sederhananya, harga perak turun karena investor global memindahkan dana dari aset safe haven seperti emas dan perak ke aset berisiko seperti saham.

Dollar AS yang lebih kuat juga membuat logam mulia lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga mengurangi permintaan.

# Berita Viral

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved