TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Hidup di rumah reyot yang nyaris roboh, seorang nenek bernama Norma (59) tetap tegar berjuang seorang diri untuk membesarkan lima cucunya yang masih kecil.
Kelima cucu merupakan anak yatim yang kini bergantung hidup dengan sang nenek.
Gubuk panggung terbuat dari kayu lapuk itu berdiri di Gang Alpokat Indah Jalur 5, Jalan Komodor Yos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, tepat di tepian Sungai Kapuas.
Kawasan ini dikenal padat penduduk dan rawan banjir akibat air pasang.
Rumah Reyot Nyaris Ambruk
Dinding dan lantai rumah Norma tampak lapuk dimakan usia.
Tiap hari ia dihantui rasa cemas karena rumah peninggalan anaknya yang sudah lebih dari 20 tahun itu bisa saja roboh kapan pun.
Baca juga: 6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! Aksi Kalbar Merdeka, Parkir Gratis Pontianak, Nenek Korban Uang Palsu
“Ya sudah tak layak bang (rumahnya). Biarpun rumah ini buruk, kalau kita diami insya Allah tidak roboh. Kalau kita kosongkan, nanti roboh,” ujar Norma lirih saat ditemui, Selasa 26 Agustus 2025.
Meski begitu, ia tetap memilih bertahan.
Bagi Norma , punya tempat berteduh sendiri meskipun reyot tetap lebih baik daripada tidak punya rumah sama sekali.
Hidup dari Upah Seadanya
Tantangan terbesar Norma bukan hanya rumahnya yang nyaris ambruk, melainkan juga perjuangan memenuhi kebutuhan hidup kelima cucunya yang masih berusia 2 hingga 16 tahun.
Nenek Norma harus berjuang demi keberlangsunga hidup ia cucunya setiap hari.
Untuk bisa bertahan, ia bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
Kadang membantu tetangga mencuci pakaian, kadang menjualkan barang dagangan seperti ikan asin atau kerupuk.
Baca juga: Kisah Nenek 61 Tahun di Pontianak 3 Kali Jadi Korban Uang Palsu, Kronologi Ungkap Modus Licik Pelaku