TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pontianak kembali meneguhkan posisinya sebagai salah satu motor
penggerak inovasi di Kalimantan.
Usai mendapat predikat Kota Sangat Inovatif dalam ajang Innovative Government Award (IGA) yang digelar Kementerian Dalam Negeri tahun lalu, Pontianak menjadi Pemda Sangat Inovatif dan Transformatif pada malam puncak Tribun Pontianak Awards 2025 di Hotel Mercure Pontianak, Jumat 22 Agustus 2025.
Penghargaan tersebut tidak hanya menjadi simbol apresiasi, melainkan juga bukti konkret dari kerja
keras aparatur sipil negara (ASN), dukungan masyarakat, serta arah kebijakan yang konsisten mendorong iklim inovasi di daerah.
“Kami ingin memastikan Pontianak menjadi kota yang nyaman untuk semua, dengan pemerintahan yang transparan, partisipatif, dan inovatif,” ujar Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.
Salah satu faktor penting yang menunjang keberhasilan ini adalah keberadaan Klinik Inovasi Kota Pontianak, hasil kolaborasi BAPPERIDA bersama Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura. Klinik ini bukan sekadar wadah
konsultasi, tetapi juga melahirkan terobosan yang diakui dunia.
Tahun 2024 lalu, Klinik Inovasi Pontianak menjadi satu dari dua inovasi asal Indonesia yang masuk dalam laporan Global Trends in Government Innovation 2024 terbitan OECD organisasi internasional yang berbasis di Paris dan mendukung kebijakan untuk kehidupan yang lebih baik.
Pemkot pun rutin menggelar kompetisi inovasi tingkat kota untuk membentuk iklim inovasi yang kompetitif.
Capaian hingga kini menunjukkan bahwa inovasi dari Pontianak tidak hanya memberi dampak lokal, tetapi juga diperhitungkan di panggung global.
Pemkot Pontianak optimis dapat mempertahankan predikat Kota Sangat Inovatif di tahun 2025.
Optimisme ini kian menguat seiring dengan keberhasilan Baca Meter Mandiri dari PDAM Tirta Khatulistiwa yang menembus jajaran Outstanding Public Service Innovation dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kementerian PANRB 2025.
Capaian tersebut tidak terlepas dari transformasi kelembagaan.
Sejalan amanat Kemendagri dan BRIN, Bappeda Pontianak beralih menjadi Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA).
Perubahan nomenklatur ini bukan sekadar formalitas, melainkan penegasan fungsi riset dan inovasi
sebagai poros baru pembangunan.
BAPPERIDA telah memperkuat jejaring dengan perguruan tinggi, di antaranya beberapa fakultas di Universitas Tanjungpura serta Politeknik Kemenkes Pontianak, untuk memastikan setiap kebijakan pembangunan berbasis riset yang aplikatif.
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Edi Rusdi Kamtono dan Wakil Wali Kota Bahasan, yang dilantik pada 20 Februari 2025, Pemkot Pontianak langsung bergerak cepat melalui program 100 hari kerja.