Ragam Contoh

CARA Menghitung Weton atau Wetonan dalam Kalender Jawa untuk Tanggal Baik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KALENDER JAWA - Salah satu keunikan utama dari sistem penanggalan ini adalah adanya konsep Weton atau Wetonan serta Pawukon, yang memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Asal-Usul Kalender Jawa

Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang memadukan perhitungan matahari dan bulan.

Kalender ini diperkenalkan pada tahun 1633 oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram, dengan tujuan menyelaraskan tradisi Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di masyarakat Jawa kala itu.

Salah satu ciri khasnya adalah siklus pasaran yang berlangsung selama 35 hari.

Pasaran terdiri dari lima nama hari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Siklus ini berjalan bersamaan dengan penanggalan mingguan yang terdiri dari tujuh hari seperti dalam kalender modern.

Apa Itu Pawukon?

Pawukon adalah sistem kalender tradisional dengan siklus 210 hari. Berakar dari kepercayaan Hindu, sistem ini banyak digunakan di Bali dan sebagian wilayah Jawa.

Kata Pawukon berasal dari “wuku” yang berarti minggu. Dalam satu tahun Pawukon, terdapat 30 wuku, masing-masing berdurasi tujuh hari.

Setiap wuku memiliki makna, karakter, dan pengaruh tersendiri yang sering dijadikan acuan dalam menentukan hari baik atau buruk.

Misalnya, Wuku Sinta  wuku pertama diyakini membawa keberuntungan. Keberadaan 30 wuku ini menambah dimensi unik pada kalender Jawa karena memungkinkan perhitungan nasib dan peruntungan yang lebih rinci.

Tak Semua Bisa! Ini Jenis Usaha yang Boleh Ajukan KUR BRI 2025

Apa Itu Weton atau Wetonan?

Weton atau Wetonan adalah kombinasi antara nama hari dalam kalender Jawa dan nama pasaran.

Kombinasi ini menghasilkan 35 kemungkinan yang berulang setiap 35 hari sekali.

Weton atau Wetonan memegang peranan penting dalam budaya Jawa, terutama dalam penentuan hari pernikahan, pembukaan usaha, dan berbagai keputusan penting lainnya.

Halaman
123

Berita Terkini