Sinopsis Film

Princess Mononoke Tayang Ulang di IMAX 2025 dengan Format 4K

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SINOPSIS FILM - Foto ilustrasi hasil olahan YouTube runchyroll Store Australia, Selasa 19 Agustus 2025 tentang Sinopsis Film 2025 Princess Mononoke yang tayang ulang di Indonesia 2025 dalam format IMAX & 4K. Simak sinopsis, jadwal tayang, hingga pesan moral film Ghibli legendaris ini!

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Princess Mononoke kembali hadir di layar lebar Indonesia pada tahun 2025 dengan format IMAX dan 4K. 

Kabar ini menjadi sorotan besar bagi pencinta anime Jepang dan penggemar Studio Ghibli yang sudah lama menantikan kehadiran film klasik ini dalam kualitas visual terbaik. 

Princess Mononoke, karya legendaris Hayao Miyazaki yang dirilis pada 1997, tidak hanya dianggap sebagai salah satu film terbaik Studio Ghibli, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam sejarah animasi dunia. 

Dengan restorasi terbaru, penonton dapat merasakan pengalaman sinematik yang lebih megah, menghadirkan detail animasi dan keindahan visual hutan yang semakin hidup.

Princess Mononoke tayang ulang mulai 27 Agustus 2025 di beberapa bioskop tanah air. 

Tidak hanya menawarkan nostalgia, tetapi juga kesempatan bagi generasi baru untuk mengenal karya monumental Miyazaki di layar lebar. 

Film ini berdurasi 2 jam 14 menit dengan genre fantasi dan petualangan, menyuguhkan kisah yang masih relevan hingga kini, terutama terkait hubungan manusia dan alam.

Film La Tahzan Cinta Dosa Luka, Film Hanung Bramantyo 2025 Penuh Intrik

[Cek Berita dan informasi Sinopsis Film KLIK DISINI]

Sinopsis Film Princess Mononoke

Princess Mononoke menceritakan perjalanan seorang pangeran muda bernama Ashitaka dari suku Emishi. 

Hidupnya berubah drastis ketika ia terinfeksi kutukan setelah melawan babi hutan yang dirasuki roh jahat. 

Demi mencari penyembuhan, Ashitaka harus meninggalkan desanya dan melakukan perjalanan ke barat. 

Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai tokoh penting yang membawanya pada konflik besar antara manusia dan roh hutan.

Perjalanan Ashitaka

Ashitaka berusaha menemukan Dewa Rusa, roh hutan agung yang diyakini mampu menyembuhkan kutukan di tubuhnya. 

Namun, di tengah usahanya, ia justru terseret ke dalam pertarungan besar antara penduduk Desa Penambang Besi yang dipimpin Madam Eboshi dan para roh hutan yang dipimpin oleh San, gadis yang dibesarkan kawanan serigala dan dikenal sebagai Princess Mononoke.

Konflik Manusia dan Alam

Konflik inti dalam film ini adalah pertentangan antara pembangunan yang dilakukan manusia dan keseimbangan alam yang dijaga roh hutan. 

Madam Eboshi dengan ambisinya ingin memperluas wilayah industri besi, sementara San dan roh hutan berjuang mempertahankan habitat mereka. 

Ashitaka mencoba menjadi penengah, berusaha mencari titik damai di antara dua pihak yang saling bertentangan.

Panggilan dari Kubur, Film Horor Indonesia 2025 yang Mengguncang Emosi

Pertarungan Klimaks

Ketegangan memuncak saat Madam Eboshi berhasil memenggal kepala Dewa Rusa, yang kemudian mengubah roh hutan tersebut menjadi makhluk jahat penuh kehancuran. 

Bersama San, Ashitaka berusaha mengembalikan kepala Dewa Rusa agar keseimbangan alam bisa pulih kembali. 

Pada akhirnya, mereka berhasil, dan hutan yang rusak kembali hijau. 

Kisah ini menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam.

Pengisi Suara Film Princess Mononoke

Para seiyuu (pengisi suara) dalam film ini turut memperkuat karakter-karakter ikonik yang mewarnai cerita. Berikut daftar pengisi suara utama:

  1. Youji Matsuda sebagai Ashitaka
  2. Yuriko Ishida sebagai San (Princess Mononoke)
  3. Yuko Tanaka sebagai Madam Eboshi
  4. Akihiro Miwa sebagai Moro (serigala penjaga San)
  5. Kei Inuma sebagai Forest Spirit (Dewa Rusa)
  6. Kaoru Kobayashi sebagai Bou Jiko
  7. Sumi Shimamoto sebagai Toki
  8. Hisaya Morishige sebagai Okkoto

Keberhasilan film ini tidak hanya datang dari visual menawan dan jalan cerita kuat, tetapi juga kualitas pengisi suara yang menghidupkan emosi karakter dengan baik.

Jadwal Tayang Princess Mononoke di Indonesia

Feat Pictures sebagai distributor resmi mengumumkan bahwa Princess Mononoke akan tayang di Indonesia mulai 27 Agustus 2025. 

Film ini bisa disaksikan dalam dua format, yaitu IMAX dan 4K 2D, sehingga penonton bisa memilih pengalaman sinematik sesuai preferensi. 

Kehadiran format modern ini tentu memberikan kesempatan langka untuk menikmati detail visual Studio Ghibli yang kaya warna dan penuh simbolisme di layar besar.

Pesan Moral dan Relevansi Princess Mononoke

Meski telah berusia lebih dari dua dekade, Princess Mononoke tetap relevan dengan isu-isu global masa kini. Film ini menyoroti tema besar seperti:

Isu Lingkungan

Cerita tentang konflik manusia dan roh hutan menjadi cerminan nyata dari masalah lingkungan modern, seperti penggundulan hutan, polusi, dan eksploitasi sumber daya alam.

Kemanusiaan dan Perdamaian

Ashitaka menggambarkan pentingnya mencari jalan tengah di tengah konflik. 

Alih-alih memilih pihak, ia berusaha mendamaikan dua kubu yang bertikai. 

Pesan ini relevan dalam situasi sosial dan politik yang sarat perpecahan.

Emansipasi Perempuan

Karakter San dan Madam Eboshi menunjukkan representasi perempuan yang kuat. 

San berjuang mempertahankan hutan dengan keberanian luar biasa, sementara Madam Eboshi memimpin desa dengan visi dan tekad kuat meskipun dengan cara kontroversial.

Prestasi dan Penghargaan

Princess Mononoke bukan hanya populer secara komersial, tetapi juga diakui secara kritis. Pada 1997, film ini menjadi karya terlaris di Jepang sebelum digeser oleh Spirited Away. 

Hingga kini, film ini mendapatkan berbagai penghargaan internasional dan masuk daftar film animasi terbaik sepanjang masa.

Rating dan Penilaian

IMDb: 8.4/10

Rotten Tomatoes: 93 persen tomatometer, 94% audience score

Pencapaian ini membuktikan bahwa Princess Mononoke tidak hanya sekadar tontonan, melainkan juga karya seni dengan pesan mendalam.

Tayang ulang Princess Mononoke dalam format IMAX dan 4K 2D pada Agustus 2025 menjadi momen berharga bagi penikmat film animasi. 

Kisah perjuangan Ashitaka, San, dan roh hutan mengingatkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam. 

Dengan restorasi visual yang memukau, film ini bukan hanya nostalgia, tetapi juga pelajaran penting yang layak direnungkan oleh generasi sekarang.

(*)

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini