Nazwa menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit Kamboja.
Duka Seorang Ibu: Pingsan, Menangis, dan Kehilangan
Kepergian Nazwa meninggalkan luka yang dalam.
Bagi Lanniari, kehilangan putri bungsu yang penuh mimpi itu seperti kehilangan separuh hidupnya.
“Saya dapat kabar tanggal 7 Agustus anak saya dirawat, dan kemarin 12 Agustus saya dikabarkan anak saya sudah meninggal dunia,” katanya dengan suara lirih.
Saking tak kuasa menahan sedih, ia sempat pingsan beberapa kali mendengar kabar tersebut.
Tetangga dan kerabat yang datang ke rumah duka di Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, mencoba memberi penguatan.
Namun air mata tak terbendung setiap kali nama Nazwa disebut.
Pemulangan Jenazah Terkendala Biaya
Kini, jasad Nazwa masih berada di rumah sakit Kamboja.
Pemulangan ke Indonesia bukan perkara mudah, karena membutuhkan biaya sangat besar.
“Biayanya 8.500 dolar AS, sekitar Rp138 juta. Dari mana saya bisa dapat uang sebanyak itu?” ucap Lanniari sambil menahan tangis.
Ia berharap pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah, mau turun tangan membantu.
“Saya hanya ingin anak saya pulang. Saya mohon bantuan, saya sudah tidak punya apa-apa lagi,” pintanya lirih.
Fenomena Anak Muda Indonesia Terjebak Janji Pekerjaan