Kisah ini tidak hanya menunjukkan keberanian dan kreativitas para pemuda Indonesia, tetapi juga menegaskan bahwa momen monumental tersebut didukung oleh peralatan buatan anak bangsa, bukan hasil rampasan dari penjajah.
"Peralatan sudah siap: mikrofon telah terpasang, tiang bendera dari bambu lengkap dengan katrol dan tali sederhana untuk mengibarkan Merah Putih juga sudah tersedia. Para tamu pun telah hadir," tulis Latief Hendraningrat, yang saat itu bertugas menjaga keamanan selama acara berlangsung.
Setelah upacara selesai, mikrofon itu segera dikembalikan kepada Gunawan. Setelah digunakan dalam momen bersejarah tersebut, mikrofon milik Gunawan itu berpindah-pindah lokasi mengikuti pemiliknya.
Gunawan sempat menetap di Solo pada tahun 1946. Sesekali, ia memperlihatkan mikrofon tersebut kepada sahabat-sahabat dekatnya, namun tidak pernah lagi digunakan.
• 50 Pantun Tema Kemerdekaan 17 Agustus, Cocok Dibagikan untuk Meriahkan HUT ke-80 RI
Beberapa kali ada yang ingin membelinya, namun ia selalu menolak. Hingga pada tahun 1960, Gunawan menyerahkan mikrofon tersebut kepada Harjoto, Sekretaris Jenderal Kementerian Penerangan, dengan maksud agar benda itu bisa diberikan kepada Presiden dan disimpan di Monumen Nasional.
Namun rencana tersebut tidak pernah terealisasi, sehingga keberadaan mikrofon itu pun menjadi misteri.
Dalam pemberitaan Kompas.com disebutkan, sebelum wafat pada tahun 1982, Gunawan pernah berpesan kepada keluarganya agar mencari kembali mikrofon tersebut. Menurutnya, benda bersejarah itu layak dilestarikan untuk generasi mendatang. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!