TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Warga Kalimantan Barat yang mengalami stroke kini tak perlu lagi dirujuk ke luar daerah atau ke Luar Kalbar.
Kini RSUD dr Soedarso telah memiliki layanan penanganan stroke terpadu setara rumah sakit rujukan utama nasional.
Direktur RSUD dr Soedarso, Hary Agung Tjahyadi menyampaikan, layanan stroke di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar, kini telah mencapai level rujukan utama nasional.
“Dalam tiga tahun terakhir, RSUD Soedarso mengembangkan lima layanan prioritas nasional, yakni kanker, jantung, stroke, uronefro, serta kesehatan ibu dan anak (KJSU-KIA). Untuk tahun 2025, layanan stroke kami sudah masuk level rujukan utama nasional,” ujarnya saat menggelar sosialiasi pelayanan stroke, Kamis 17 Juli 2025.
Ia menjelaskan, rumah sakit provinsi yang ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) wajib menyediakan layanan di tingkat utama.
Baca juga: Bincang BINGKE Soedarso : Kasus Stroke Meningkat, dr Dyah Ingatkan Gaya Hidup Sehat Sejak Dini
Untuk memenuhi standar tersebut, RSUD Soedarso telah menyiapkan sarana prasarana, dan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai kualifikasi.
“Di layanan stroke, kami siap melakukan tindakan trombolisis, intervensi vaskular non bedah, dan intervensi vaskular bedah. SDM kami lengkap, termasuk dokter spesialis yang telah menjalani pendidikan lanjutan (fellowship) dari Kemenkes,” katanya.
Dengan layanan tersebut, RSUD Soedarso diharapkan dapat menangani lebih banyak kasus stroke di Kalbar, tanpa perlu merujuk pasien ke luar provinsi, khususnya ke rumah sakit di Jawa.
“Tindakan-tindakan stroke yang sebelumnya tidak bisa dilakukan, sekarang sudah bisa kami lakukan di sini. Ini bagian dari peningkatan mutu layanan kami,” tambahnya.
Ia menyebut, penanganan stroke harus cepat karena memiliki golden period time atau masa krusial yang menentukan hasil akhir perawatan.
Data 2024 menunjukkan, stroke non pendarahan atau other cerebral infarction menempati urutan ke-9 dari 10 besar penyakit terbanyak untuk layanan rawat inap, dan gawat darurat di RSUD Soedarso.
Baca juga: Deteksi Dini Stroke Kini Makin Canggih, RSUD Soedarso Hadirkan Teknologi Terkini
“Tahun 2024 tercatat 574 kasus stroke di IGD dan 427 kasus rawat inap. Sementara hingga pertengahan 2025, stroke tetap masuk 10 besar, dengan 260 kasus di IGD dan 332 rawat inap, bahkan sudah naik ke posisi ke-5,” ungkap Hary.
Ia menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap peningkatan jumlah kasus tersebut, sekaligus mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap gejala, dan pencegahan stroke.
Sementara itu, Dokter Spesialis Neurologi RSUD Soedarso, dr. Dyan Roshinta Laksmi Dewi, Sp.N, menyampaikan, layanan stroke di rumah sakit ini ditangani secara terpadu oleh Tim Code Stroke. Yang terdiri dari para dokter spesialis dengan kompetensi masing-masing. Mereka adalah dr. Dyan Roshinta Laksmi Dewi, Sp.N, dr. Pandu Respati, Sp.N, FINA, dr. Sabar Nabban, Sp.N, dr. Simon Djeno, Sp.N.E, dr. Dini Astriani, Sp.N.
Kemudian ada, dr. Johanes Manurung, Sp.BS (spesialis bedah saraf intervensi), dr. John, Sp.Rad (spesialis radiologi intervensi), dr. Martha Sonya, Sp.KFR (spesialis rehabilitasi medik), dr. Fitri, Sp.GK (spesialis gizi klinik), serta dokter umum IGD yang turut terlibat dalam penanganan paripurna pasien stroke.
“Mereka bekerja paripurna untuk menangani pasien stroke,” ujarnya.
Ia menjelaskan, stroke adalah gangguan pembuluh darah di otak yang muncul secara cepat, menyebabkan defisit neurologis yang bisa menetap, bahkan berujung pada kecacatan atau kematian.
“Stroke terbagi dua, yakni stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Sekitar 85 persen kasus adalah stroke sumbatan,” katanya.
Dyan juga mengingatkan masyarakat untuk mengenali gejala stroke sejak dini. Kemenkes telah menyosialisasikan slogan “Segera Ke RS” sebagai panduan. Se, senyum miring secara tiba-tiba. Ge, gerak separuh tubuh melemah. Ra, bicara pelo atau tidak jelas. Ke, kebas di sebagian tubuh, R, rabun mendadak, dan S, sakit kepala hebat secara tiba-tiba.
Penanganan stroke, kata dia, harus menyasar faktor risiko, agar dampak lanjutan bisa dicegah sejak awal.
“Kalau ada gejala itu, segera ke IGD RSUD Soedarso. Kami siap menangani. Penanganan terdiri dari pemberian obat, tindakan medis, rehabilitasi, konseling, dan pendampingan gizi,” pungkasnya.
Layanan stroke di RSUD de Soedarso saat ini telah bisa melakukan berbagai tindakan. Diantaranya tindakan Trans Cranial Color Doppler (TCCD) menggunakan alat USG dopler tipe totus, tindakan Digital Subtraction Angiography (DSA), adalah prosedur medis yang menggunakan cathlab untuk membantu dalam mendiagnosis dan mengobati masalah pada pembuluh darah, seperti penyumbatan, aneurisma, atau kelainan pembuluh darah lainnya. (*)