Penanganan lebih lanjut melibatkan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Banyuasin dan Provinsi Sumsel, yang akan memberikan pendampingan psikologis untuk membantu pemulihan trauma korban.
Bagaimana Kondisi Psikologis MAN Saat Ini?
MAN saat ini menjalani sesi konseling intensif bersama pihak PPA.
Tujuannya adalah untuk membantu sang anak pulih dari trauma akibat tindakan yang dialaminya.
Konseling ini sangat penting, mengingat trauma masa kecil dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan mental dan emosional anak.
“Korban sedang dalam pemulihan psikologis. Konseling ini dilakukan agar korban tidak menyimpan trauma yang membekas,” jelas AKP Ledi.
Keluarga korban sendiri dikenal sebagai keluarga biasa.
Tidak ada indikasi kekerasan dalam rumah tangga sebelumnya, dan kejadian ini menjadi alarm keras bahwa tekanan psikologis pada orangtua bisa berujung pada perilaku berbahaya, bahkan terhadap anak kandung sendiri.
• Sekolah Influencer Pertama di Dunia Hadir di Dubai Generasi Muda Dibayar Belajar Jadi Kreator Konten
Apakah Ini Kasus Kekerasan Anak yang Terisolasi?
Tragisnya, kasus serupa juga terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan, di mana seorang ibu berinisial LH memukul anak kandungnya, N (13), yang merupakan anak dengan kebutuhan khusus.
N menjadi viral karena terekam berjalan tertatih-tatih sambil membawa dagangan risol.
Ia dipukul menggunakan kayu hanya karena hasil jualannya dianggap tidak memuaskan.
Namun, berbeda dengan kasus di Banyuasin, pihak kepolisian Tangerang Selatan mengambil pendekatan preemtif.
Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq menjelaskan bahwa mediasi antara pelaku dan korban dilakukan bersama Unit PPA dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PPA.
“Preemtif lebih utama daripada penindakan,” ujarnya kepada Kompas.com (20/6/2025).