Berita Viral

Ambulans Tak Bisa Dipakai Meski Sudah Bayar, Keluarga Pasien Mengamuk di RSUD Muna Barat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KELUARGA PASIEN NGAMUK - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribun Sultra, Selasa 24 Juni 2025, memperlihatkan RSUD Muna Barat, Sulawesi Tenggara, kembali jadi sorotan setelah video keluarga pasien mengamuk viral di media sosial. Mereka kecewa karena ambulans yang akan digunakan untuk merujuk pasien ternyata tidak bisa beroperasi karena kehabisan bensin.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – RSUD Muna Barat, Sulawesi Tenggara, kembali jadi sorotan setelah video keluarga pasien mengamuk viral di media sosial.

Mereka kecewa karena ambulans yang akan digunakan untuk merujuk pasien ternyata tidak bisa beroperasi karena kehabisan bensin.

Padahal, menurut keluarga, seluruh biaya administrasi sudah dibayarkan sebelum permintaan penggunaan ambulans diajukan.

Kekecewaan berubah menjadi kemarahan yang memuncak hingga aksi lempar kursi dan kejar-kejaran terjadi di lingkungan rumah sakit.

Tiga perawat dan satu dokter dilaporkan menjadi korban kekerasan dalam insiden tersebut.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Muna Barat menilai tindakan tersebut tidak semestinya dialamatkan kepada tenaga kesehatan.

Mereka mendorong penyelesaian hukum dan menegaskan pentingnya penegakan SOP dalam layanan rujukan.

[Cek Berita dan informasi kunci jawaban berita viral KLIK DISINI]

Mengapa Keluarga Pasien Marah di RSUD Muna Barat?

Apa Pemicu Utama Kemarahan Keluarga Pasien?

Insiden bermula saat keluarga pasien hendak merujuk anggota keluarga mereka ke rumah sakit lain menggunakan ambulans. 

Namun, saat hendak berangkat, mereka diberi tahu bahwa ambulans tidak bisa digunakan karena kehabisan bensin, padahal mereka telah membayar biaya administrasi.

"Adoh, ambulans tidak bisa digunakan, habis bensinnya katanya. Mana kapal sudah mau berangkat," ujar salah satu anggota keluarga dalam video yang viral, dikutip pada Senin (23/6/2025).

Bagaimana Reaksi Keluarga Pasien?

Kekesalan pun memuncak. Dalam video yang tersebar luas, terlihat beberapa anggota keluarga masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD), meminta penjelasan atas situasi tersebut. 

Mereka juga mendatangi bagian administrasi dan mempertanyakan pelayanan.

"Ini uang administrasi kita sudah bayar," ucap perekam video sambil merekam petugas yang sedang menghitung uang dan mencoba menghubungi seseorang lewat telepon.

Tak lama, keributan tak bisa dihindari. 

Terdengar teriakan, terlihat kursi dibanting, bahkan terjadi aksi kejar-kejaran di area rumah sakit. 

Beberapa tenaga kesehatan dilaporkan menjadi sasaran kemarahan.

Siapa Korban dalam Kejadian Ini?

Apakah Tenaga Medis Jadi Sasaran?

Ya. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Muna Barat, Rahman Saleh, menyayangkan tindakan keluarga pasien yang melampiaskan kemarahan kepada tenaga medis.

"Kalau soal pelayanan mobil ambulans dikeluhkan, kenapa harus dilampiaskan ke perawat? Harusnya sopir ambulans mereka cari," ujar Rahman saat dikonfirmasi pada Minggu (22/6/2025).

Menurutnya, tiga perawat menjadi korban langsung dalam kejadian tersebut. Beberapa bahkan mengalami kekerasan fisik.

"Saya selaku Ketua PPNI merasa prihatin dengan kejadian ini," tambahnya.

Apakah Ada Tindakan Lanjutan?

Sekretaris Umum PPNI Mubar, Zakia, menyatakan bahwa pihaknya akan mendampingi tenaga medis yang menjadi korban untuk melapor ke polisi.

"Insya Allah besok kita akan ikut mengantar korban di Polres bersama seluruh tenaga kesehatan se-Muna Barat," ujar Zakia, Minggu (22/6/2025).

Zakia menambahkan, berdasarkan pemeriksaan awal, tiga perawat dan satu dokter mengalami kekerasan, termasuk dipukul dan dilempar batu.

"Alhamdulillah kondisi mereka sudah membaik, hanya saja masih trauma," jelasnya.

Bagaimana Tanggapan Rumah Sakit?

Apakah RSUD Muna Barat Sudah Memberikan Penjelasan?

Hingga artikel ini diturunkan, Direktur RSUD Muna Barat, dr Syahrir, belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. 

Namun, PPNI menyebut bahwa koordinasi telah dilakukan dengan pihak rumah sakit dan Inspektorat untuk menyelidiki penyebab kegagalan operasional ambulans.

Zakia menegaskan, peristiwa ini terjadi karena kurangnya kesabaran keluarga pasien dalam menunggu proses rujukan.

"Sebenarnya semua sudah dilakukan sesuai SOP, terutama terkait rujukan. Tapi emosi keluarga pasien tak tertahan," katanya.

Apa Pelajaran dari Insiden Ini?

Bagaimana Mencegah Peristiwa Serupa Terulang?

Insiden ini mencerminkan perlunya perbaikan sistem operasional rumah sakit, khususnya terkait ketersediaan dan kesiapan ambulans. 

Selain itu, edukasi publik soal prosedur medis dan batas tanggung jawab tenaga kesehatan sangat penting agar kekerasan terhadap nakes tidak terulang.

PPNI juga mendorong agar ada evaluasi internal menyeluruh di RSUD Mubar dan komunikasi lebih baik kepada pasien dan keluarga dalam situasi darurat.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sudah Bayar Administrasi, Keluarga Pasien Ngamuk Ambulans Tak Bisa Dipakai Alasan Bensin Habis: Adoh

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini