Berita Viral

Gaji Pemain Sirkus OCI Hanya 5 Ribu? Kisah Hidup Tanpa Identitas & Kekerasan Fisik yang Mengejutkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

EKSPLOITASI PEMAIN SIRKUS - Pemain sirkus yang tergabung dalam Oriental Circus Indonesia (OCI) mengaku dieksploitasi hingga dianiaya. Kisah pilu mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), Butet, menggegerkan publik usai viral di media sosial.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kisah pilu mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), Butet, menggegerkan publik usai viral di media sosial. 

Di balik gemerlap pertunjukan sirkus di Taman Safari Indonesia, Butet mengungkap pengalaman pahit berupa kekerasan fisik dan perlakuan tak manusiawi yang dialaminya sejak kecil. 

Tak hanya itu, ia bahkan mengaku tak tahu siapa orang tuanya karena sejak dini diasuh oleh OCI, membuat hidupnya seperti “manusia tanpa identitas.” “Seumur-umur baru kali ini saya bertemu orang yang tidak tahu siapa orang tuanya, tinggal di mana, dan berasal dari suku apa,” kata pakar psikologi forensik, Reza Indragiri disadur dari Tribun Jatim, Sabtu 19 April 2025.

Trauma Butet semakin dalam ketika ia menceritakan dipukuli dengan balok, dirantai selama dua bulan, bahkan dipaksa tampil saat sedang hamil. 

Lebih memilukan, setelah melahirkan, ia dipisahkan dari bayinya dan hanya menerima gaji Rp5 ribu sebulan yang disebut "uang sabun." 

Pengakuan ini sontak mengundang reaksi keras, sementara pihak Taman Safari Indonesia membantah seluruh tuduhan dan menantang pihak penuduh untuk menunjukkan bukti konkret.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Bagaimana Kehidupan Pemain Sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Diungkap ke Publik?

Di balik kemeriahan pertunjukan sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang kerap tampil di Taman Safari Indonesia, tersimpan kisah pilu yang mencuat ke permukaan. 

Seorang mantan pemain sirkus bernama Butet membongkar realitas kelam yang dialaminya selama bertahun-tahun menjadi bagian dari OCI. 

Pengakuan ini sontak viral di media sosial dan memicu reaksi publik.

Menurut Butet, kehidupannya sebagai pemain sirkus sangat jauh dari layak. 

Ia tidak hanya mengalami kekerasan fisik, tetapi juga menjalani hidup tanpa identitas yang jelas, karena sejak kecil ia diambil dan dibesarkan oleh pihak OCI tanpa tahu siapa orang tuanya.

Siapa Butet dan Mengapa Kisahnya Mengguncang Publik?

Kenapa Butet Disebut "Manusia Tanpa Identitas"?

Dalam sebuah sesi wawancara di podcast Forum Keadilan TV, pakar psikologi forensik Reza Indragiri mengaku terkejut mendengar pengakuan Butet. 

Reza, yang menjadi host dalam acara tersebut, menyatakan bahwa sepanjang kariernya baru kali ini ia bertemu dengan seseorang yang benar-benar tidak memiliki data asal-usul diri.

“Seumur-umur baru kali ini saya bertemu dengan orang dan saya bertanya orang tuamu siapa, tinggal di mana, sukumu apa, semua tidak terjawab. Manusia tanpa silsilah, tanpa identitas,” ujar Reza pada Rabu 16 April 2025.

Tidak hanya Butet, anaknya yang bernama Fifi pun mengalami nasib serupa. 

Fifi mengaku baru mengetahui bahwa Butet adalah ibunya ketika ia telah beranjak dewasa. 

Sejak kecil, Fifi pun dibesarkan di lingkungan sirkus, tanpa tahu siapa orang tuanya yang sebenarnya.

Mengapa Butet Menyerahkan Anaknya ke Orang Lain?

Butet menjelaskan bahwa ia menyerahkan anaknya untuk diasuh oleh orang lain karena merasa tidak mampu memberikan kehidupan yang layak. 

Lingkungan keras di sirkus membuatnya berpikir bahwa itu adalah satu-satunya jalan agar anaknya bisa bertahan hidup.

Apakah Butet Mengalami Kekerasan Fisik Selama di OCI?

Apa Bentuk Kekerasan yang Dialami?

Butet menuturkan sejumlah pengalaman traumatis selama menjadi pemain sirkus. 

Ia menyebutkan nama Frans Manansang, pendiri Taman Safari Indonesia, sebagai pelaku utama kekerasan fisik yang dialaminya.

Ia menceritakan bahwa kakinya pernah dirantai selama dua bulan karena ketahuan menjalin asmara dengan salah satu karyawan. 

Saat itu, ia bahkan tengah mengandung hasil hubungan tersebut. Frans disebut memukulinya dengan sebilah balok kayu hingga tangannya patah.

“Saya dipukulin pakai balok tangan saya, itu masih ada tandanya. Patah (tangan saya) dipukulin oleh Frans,” ucapnya dalam podcast yang tayang di YouTube Forum Keadilan TV.

Bagaimana Kondisi Hidup Butet Saat Dirantai?

Kisahnya semakin memilukan ketika ia mengungkap bahwa selama dirantai, ia harus tidur dalam kondisi kaki terikat. 

Untuk buang air pun ia harus menggunakan ember, dan membuang air tersebut dengan kantong plastik.

“Saya pikir kenapa kok sampai seperti ini, pakai kresek, saya tidur di karavan yang tidak ada kamar mandinya,” jelas Butet.

Meski tengah hamil, Butet tetap dipaksa tampil dalam pertunjukan. 

Setelah melahirkan, ia bahkan dipisahkan dari bayinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusui.

Apakah Ada Perlakuan Tidak Manusiawi Lainnya?

Butet juga mengaku pernah dipaksa memakan kotoran gajah sebagai hukuman karena mengambil daging empal. 

Ia menyebut bahwa selama bertahun-tahun bekerja, hanya menerima bayaran sebesar Rp5 ribu per bulan, yang oleh para pemain disebut sebagai “uang sabun”.

“Bukan gaji, tapi uang sabun. Satu bulan Rp5 ribu. Kita kebanyakan makan roti punya gajah dan buah-buahan punya simpanse. Kalau ketahuan nanti dipukul, dijejelin lagi. Jadi dikasih uang jajan Rp5 ribu,” jelasnya.

Bagaimana Tanggapan Taman Safari Indonesia terhadap Tuduhan Ini?

Apakah Tuduhan Kekerasan Ditampik?

Pihak Taman Safari Indonesia membantah tuduhan kekerasan dan eksploitasi yang dilontarkan oleh Butet dan korban lainnya. 

Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampouw, menunjukkan sebuah video lawas dari tahun 1981 yang merekam momen anak-anak sirkus OCI sedang bermain dan tampak ceria dalam sebuah perayaan di Yogyakarta.

“Kalau ada bekas luka dan penyiksaan seperti yang dituduhkan, enggak mungkin anak-anak ceria seperti ini,” ujar Tony dikutip dari Kompas.com, Kamis 17 April 2025.

Apakah Ada Bukti Pendukung dari Pihak Taman Safari?

Tony juga menantang para penuduh untuk menunjukkan bukti konkret jika memang tuduhan mereka benar. 

Ia menilai bahwa kesaksian seperti milik Butet perlu didukung oleh data dan fakta yang sahih agar dapat dipertanggungjawabkan.

Apa Dampak Sosial dari Kasus Pemain Sirkus OCI Ini?

Kisah Butet dan Fifi membuka diskusi lebih luas tentang praktik eksploitasi terhadap pekerja seni, khususnya anak-anak di lingkungan pertunjukan sirkus. 

Banyak pihak menilai pentingnya perlindungan hukum yang lebih kuat terhadap anak-anak dan pekerja informal yang berada di luar pengawasan formal negara.

Di sisi lain, pakar psikologi menyoroti dampak jangka panjang dari kehidupan yang tidak memiliki identitas dan dipenuhi kekerasan. 

Trauma, kehilangan jati diri, dan ketidakmampuan menjalin hubungan sosial menjadi konsekuensi yang sangat nyata.

(*)

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini