Berita Viral

Balita 3 Tahun Tak BAB Seminggu hingga Perut Membesar karena Penuh Cacing, Apa Penyebabnya?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CACING SERANG BALITA - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Ini Kata Dokter, Senin 14 April 2025, memperlihatkan balita dengan cacing. Seorang balita berusia tiga tahun asal Jember, Jawa Timur, mengalami kondisi darurat medis setelah tidak buang air besar selama satu minggu.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang balita berusia tiga tahun asal Jember, Jawa Timur, mengalami kondisi darurat medis setelah tidak buang air besar selama satu minggu. 

Perutnya membesar secara tidak wajar dan setelah diperiksa, dokter menemukan bahwa usus sang anak dipenuhi oleh cacing jenis ascariasis. 

Balita tersebut sempat mengalami muntah, sesak napas, dan sakit perut parah hingga akhirnya harus menjalani operasi di RSD dr. Soebandi, Jember. 

Direktur rumah sakit, I Nyoman Semita, menyatakan bahwa pasien datang dalam kondisi gawat darurat setelah dirujuk dari Bali, tempat sang anak tinggal bersama neneknya. 

CT scan menunjukkan adanya sumbatan usus (ileus obstruktif) yang kemudian dikonfirmasi sebagai tumpukan cacing yang menyumbat di tiga titik berbeda. 

Selama operasi, tim dokter menemukan usus yang benar-benar dipenuhi cacing, dan harus membuka saluran pencernaan untuk mengangkat parasit tersebut. 

Kini kondisi pasien telah membaik dan kembali pulang ke rumah, sementara kasus unik ini juga dipublikasikan ke jurnal ilmiah sebagai bentuk pembelajaran medis global.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Bagaimana Kronologi Balita 3 Tahun Terkena Infeksi Cacing Usus?

Awal Mula Gejala Tak Bisa BAB dan Perut Membesar

Kondisi balita yang tinggal bersama neneknya di Bali ini pertama kali terdeteksi saat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSD dr Soebandi, Jember.

Direktur rumah sakit, I Nyoman Semita, menjelaskan bahwa sang anak datang dalam kondisi gawat darurat.

“Dia datang ke IGD RSD dr Soebandi dalam keadaan gawat darurat,” kata Nyoman Semita pada Minggu 13 April 2025, dikutip dari Kompas.com.

Dokter menduga bahwa telah terjadi sumbatan pada saluran pencernaan, yang menyebabkan usus tidak berfungsi secara normal. 

Hasil CT scan menunjukkan adanya kondisi yang dikenal sebagai ileus obstruktif, yaitu penyumbatan usus.

Anak Muntah Cacing Saat Dirawat

Saat dirawat di ruang perawatan, pasien sempat muntah dan mengeluarkan cacing hidup. 

Hal ini membuat tim medis melakukan analisis mendalam. 

Empat dokter dari berbagai disiplin ilmu – ahli bedah anak, spesialis anak, hingga ahli parasitologi klinik – terlibat dalam diskusi kasus ini.

“Karena sudah mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan, akhirnya diputuskan untuk dilakukan operasi,” jelas Semita.

Apa yang Ditemukan Dokter Saat Operasi?

Tiga Titik Sumbatan Ditemukan di Usus

Dalam tindakan operasi yang dilakukan di RSD dr Soebandi, dokter menemukan tiga titik penyumbatan di dalam usus balita. 

Proses pembedahan memperlihatkan bahwa usus sang anak penuh dengan cacing jenis Ascariasis lumbricoides, yang bentuknya menyerupai cacing tanah.

Cacing-cacing tersebut telah menyebabkan penyumbatan parah pada usus, menghambat pencernaan, dan bahkan mempengaruhi fungsi pernapasan.

Pengobatan dan Pemulihan Setelah Operasi

Setelah pengangkatan cacing, tim medis memberikan obat cacing untuk memastikan tidak ada lagi larva atau telur cacing yang tertinggal dalam tubuh pasien. 

Usus yang telah dibuka dirawat hingga kondisi anak kembali stabil.

“Pasien sudah sembuh dan telah kembali ke rumah,” tutur Semita.

Apa Itu Cacing Ascariasis dan Bagaimana Penyebarannya?

Cacing Ascariasis: Ancaman dari Lingkungan yang Tidak Higienis

Menurut Semita, cacing jenis ascariasis hidup di lingkungan terbuka dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui tangan yang tidak bersih. 

Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan menjadi jalur utama penularan.

“Ini pasti masuknya (cacing) lewat tangan, sehingga perilaku hidup sehat masih menjadi masalah,” ujar Semita.

Pentingnya Edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat

Semita menekankan perlunya edukasi kesehatan secara terus-menerus, terutama kepada masyarakat di pedesaan. 

Ia juga menyerukan agar tokoh agama dan masyarakat memberikan contoh hidup bersih.

“Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga perlu memberikan contoh terkait pola hidup sehat,” tambahnya.

Apakah Kasus Balita Penuh Cacing Ini Bisa Terjadi di Tempat Lain?

Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah sebagai Pembelajaran Global

Karena keunikan kasus tersebut, para dokter yang juga berprofesi sebagai dosen memilih mempublikasikannya dalam jurnal ilmiah. 

Tujuannya adalah sebagai referensi bagi tenaga medis di seluruh dunia, bahwa gejala seperti perut kembung dan muntah bukan hanya disebabkan tumor, tetapi bisa juga karena infestasi cacing.

“Supaya menjadi pembelajaran di berbagai tempat, berbagai negara,” jelas Semita.

Apa Kaitan Kasus Ini dengan Wabah Diare di Pulau Rhun?

Warga Pulau Rhun Alami Wabah Muntaber

Di waktu yang hampir bersamaan, Pulau Rhun di Kecamatan Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, dilaporkan mengalami wabah diare sejak Jumat 11 April 2025.

Laporan pertama datang pada pukul 12.00 WIT, saat sejumlah warga mengeluhkan gejala diare berat.

Tim Medis Diterjunkan dan Penanganan Darurat Dilakukan

Camat Banda, Handayani Hassannusi, menyebut tim medis dari Kota Masohi dan puskesmas setempat langsung diterjunkan. 

Tercatat ada 7 warga yang mengalami gejala seperti lemas, muntah, BAB encer, pusing, dan mulas. Sayangnya, 2 orang meninggal dunia dan 3 orang dirawat intensif.

“Saat ini tim sudah memeriksa 100 orang, dan ditemukan 7 penderita diare,” ujar Hassannusi.

Kendala Cuaca Hambat Penanganan di Awal

Tim medis sempat mengalami keterlambatan tiba di Pulau Rhun akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi. 

Mereka baru berhasil menembus pulau pada Sabtu 12 April 2025 dan langsung membuka posko kesehatan untuk penanganan wabah muntaber.

Apa Penyebab Wabah dan Bagaimana Pencegahannya?

Pemeriksaan Sampel Air dan Edukasi Masyarakat

Anggota tim medis, Salihi Surahi, mengatakan bahwa pemeriksaan sampel air telah dilakukan. Hasil awal menunjukkan kemungkinan air sebagai sumber infeksi.

“Tim sudah memeriksa dan mengambil sampel air dari rumah-rumah untuk memastikan penyebabnya,” jelas Salihi.

Koordinasi lanjutan direncanakan pada Senin setelah semua data hasil pemeriksaan dikumpulkan.

Pentingnya Edukasi Kesehatan

Kasus balita 3 tahun dengan perut penuh cacing dan wabah diare di Pulau Rhun menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan dasar seperti sanitasi dan kebersihan masih menjadi tantangan besar di beberapa wilayah Indonesia. 

Edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat, serta peningkatan akses terhadap air bersih dan fasilitas kesehatan, merupakan langkah penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Perut Balita Membesar karena Tak BAB Seminggu, Dokter Syok Ternyata Penuh Cacing, Pantas Sulit Napas

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini