Demo Pelajar

Ratusan Siswa SMAN 1 Mempawah Tak Bisa Daftar SNBP 2025 Akibat Sekolah Lalai Input Data

Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AKSI SISWA - Ratusan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Mempawah melakukan aksi unjuk rasa ke sekolahnya yang terletak di Jalan Raden Kusno, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin 3 Februari 2025. Aksi unjuk rasa ini dilakukan siswa karena kelalaian pihak sekolah yang mengakibatkan mereka tak bisa mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP 2025.

Proses penyampaian protes siswa dan audiensi turut dikawal personel Polres Mempawah.

Kekecewaan juga disampaikan satu di antara orangtua yang hadir, Juli Suryadi.

Akibat keteledoran dan kelalaian pihak sekolah, menurutnya, mengakibatkan nasib 113 pelajar terutama anaknya gagal masuk kampus impian lewat jalur SNBP.

"Saya mengatasnamakan wali murid sangat merasakan kekecewaan yang para pelajar rasakan. Dengan kejadian ini menutup harapan anak-anak kita khusunya anak-anak berprestasi untuk masuk kampus impiannya melalui jalur SNBP," ujar Juli.

Juli mengatakan, kelalaian yang dilakukan pihak sekolah ini sangat melukai para orang tua/wali murid dan merusak nama SMAN 1 Mempawah dengan sekolah berlabel Akreditasi A.

"Kami orangtua siswa sangat menyayangkan kelalaian ini bisa terjadi, sehingga dapat berdampak kepada psikis dan mental anak-anak kita di SMAN 1 Mempawah. Karena sudah memupuskan harapan mereka masuk ke kampus-kampus terbaik di Kalbar maupun luar Kalbar," tuturnya.

Setelah ini kata Juli, harapan para pelajar untuk melanjutkan pendidikan ialah dengan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

"Solusi tadi yang diberikan sekolah adalah para siswa akan dibimbing oleh GO Bimbel dari Pontianak yang akan didatangkan ke Mempawah. Semoga anak-anak kita dapat mengikuti UTBK dan dapat masuk di kampus-kampus yang mereka inginkan dan cita-citakan. Namun itu peluangnya sudah semakin kecil," ujarnya menyampaikan keluh kesah para orang tua.

Juli berharap hal serupa tidak lagi terjadi karena dapat menggangu mental dan psikis anak-anak. Sebab tidak sedikit anak-anak yang menangis dan murung karena tidak bisa mengikuti program Eligible SNBP.

"Dengan hal ini anak-anak kita trauma, mereka mencoba meraih prestasi dari kelas 10 sampai kelas 12 untuk dapat masuk Eligible SNBP namun semua gagal karena keteledoran dari pihak sekolah," katanya.

Minta Maaf

Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh orangtua murid dengan kejadian yang dialami siswa Kelas XII SMAN 1 Mempawah.

Dirinya menegaskan akan bertanggung jawab atas masalah yang terjadi.

"Pertama-tama saya meminta maaf lahir dan batin. Pada intinya saya sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah akan bertanggung jawab dengan memberikan bimbingan belajar agar siswa eligible dapat lulus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT)," ujarnya.

Permohonaan maaf juga disampaikan Waka Kurikulum SMAN 1 Mempawah Febrini.

Halaman
123

Berita Terkini