Bahkan Kamus Merriam-Webster menambahkan kata "google" sebagai kata kerja yang artinya mencari sesuatu di web. Pasalnya, masyarakat kerap menggunakan kata "googling" yang diasosiasikan dengan proses pencarian informasi lewat Google.
Kini, kata google sebagai kata kerja itu mungkin saja akan semakin jarang digunakan dan mengalami de-verbing.
Apakah Google harus khawatir?
Google mungkin perlu khawatir dengan fenomena tidak digunakannya lagi kata google sebagai kata kerja.
Pasalnya, hal itu mengindikasikan bahwa Google tidak lagi digunakan sebagai mesin untuk mencari suatu informasi.
Hal ini serupa dengan kampanye, "Do you Yahoo? (Apakah Anda Yahoo?)" yang diluncurkan oleh Yahoo.
Masyarakat mungkin sudah berhenti "meng-yahoo" sejak tahun 2005.
Kendati demikian, Google sebenarnya tidak senang jika nama merek mereka digunakan sebagai kata kerja, seperti googling atau meng-google.
Sebab, jika nama perusahaan atau produk digunakan terlalu sering, maka nama itu akan sulit untuk menjadi merek dagang.
Milenial masih setia pada Google
Pada 2023, laporan regulator komunikasi asal Inggris, Ofcom berjudul "News Consumption in the UK: 2023" menunjukkan, TikTok menjadi aplikasi media sosial populer di kalangan Gen Z.
Di Inggris, aplikasi video pendek ini juga menjadi salah satu sumber pencarian berita terpopuler di kalangan Gen Z. TikTok disebut sudah mulai menjadi salah satu sumber mencari berita warga Inggris sejak 2020.
Pada 2022, sebanyak 3,9 juta atau sekitar 7 persen orang dewasa di Inggris mengaku menggunakan TikTok sebagai sumber mencari berita.
Jumlah ini naik cukup drastis dibanding tahun 2020. Selain TikTok, beberapa media sosial lain juga menjadi sumber mencari berita Gen Z di Inggris.
Aplikasi pesan instan WhatsApp digunakan 13 persen responden, Instagram 16 persen, Twitter 17 persen, dan Facebook 30 persen responden.