TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pertalite resmi dibatasi per 1 Agustus 2024 menjadi target baru pemerintah guna mengoptimal pembelian BBM Subsidi menjadi tepat sasaran.
PT Pertamina (Persero) akan melaksanakan arahan pemerintah terkait penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi tepat sasaran.
Hal tersebut dikatakan Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso usai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia mengatakan, pembatasan BBM subsidi akan dilakukan mulai Sabtu 17 Agustus 2024.
“Pertamina akan melaksanakan arahan pemerintah dan upaya-upaya yang sudah dan terus dilakukan Pertamina untuk subsidi tepat,” ujar Fadjar pada Kamis 11 Juli 2024.
• FAKTA Harga BBM Subsidi Naik hingga Resmi Dibatasi Per 1 Agustus 2024 Lengkap Jawaban Pemerintah
Langkah Pertamina agar BBM subsidi tepat sasaran
Fadjar mengatakan, pihaknya sudah menjalankan beberapa langkah supaya penyaluran BBM tepat sasaran.
Pertama, Pertamina menggunakan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) secara real time.
Teknologi tersebut digunakan untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
Pertamina mengembangkan alert system yang dapat mengirimkan exception signal dan dimonitor langsung dari command center Pertamina.
Dengan alert system, data transaksi tidak wajar, seperti pengisian di atas 200 liter solar untuk satu kendaraan bermotor atau pengisian BBM Public Service Obligation (PSO) kepada kendaraan yang tidak mendaftarkan nomor polisi (nopol) akan termonitor langsung oleh Pertamina.
“Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga Triwulan I 2024, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai 281 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,4 triliun,” jelas Fadjar.
Langkah kedua yang dilakukan Pertamina agar BBM subsidi tepat sasaran adalah melakukan penguatan sarana dan fasilitas digitalisasi di SPBU.
Fadjar menjelaskan, Pertamina berkomitmen melakukan digitalisasi di seluruh SPBU Pertamina yang mencapai lebih dari 8000 SPBU, termasuk yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Dan hasilnya, hingga saat ini 82 persen SPBU telah terkoneksi secara nasional,” jelasnya.