Tujuan Vinales di Aprilia sepeninggal Aleix Espargaro adalah menjadi pembalap tercepat dan acuan dalam pengembangan.
CEO Aprilia, Massimo Rivola, sebenarnya sudah menjamin posisi El Capitan kepada Vinales.
Namun, dengan kedatangan Martin, dinamika di dalam tim tidak akan sesederhana itu.
Selain dari faktor tersebut, ada hal lain yang membuat Vinales memutuskan bahwa masa depannya ada di KTM.
Salah satunya adalah bagaimana hanya dia dan Pedro Acosta, Red Bull GASGAS Tech3) yang sering 'mengganggu' dominasi para rider Ducati di barisan depan.
Memiliki rekan seperti Acosta bisa menjadi acuan Vinales dan memperbesar kans tim yang lekat dengan warna oranye itu untuk mendobrak dominasi skuad Borgo Panigale.
"Hal yang paling susah adalah selalu menjadi yang terdepan," kata Vinales dikutip BolaSport.com dari Motosan.es, soal persaingan antar-pembalap saat ini.
"Setiap akhir pekan balapan selalu ada 3 atau 4 pembalap Ducati yang berada di depan dan mencapai posisi lima besar secara reguler, itu sangatlah sulit."
"Pedro Acosta dan saya adalah satu-satunya yang melawan dan itu menyenangkan menjadi penantang, tapi juga bergantung pada bagaimana motornya melaju di setiap sirkuit."
"Itu adalah perasaan yang tidak saya sukai. Kami harus berkembang dan mengambil langkah maju, terus berusaha mengembangkan diri."
"Aprilia melakukannya, tapi kami butuh langkah lain untuk bisa bertarung setiap akhir pekan," ucap Vinales menutup.
Vinales dan rekan setimnya yaitu Enea Bastianini akan mendapatkan dukungan pabrikan di skuad Tech3 pada MotoGP 2025.
Tech3 juga akan menanggalkan identitas GASGAS dan kembali memakai nama dan warna KTM untuk menegaskan dukungan terbaik bagi tim independen asal Prancis itu.
Sedangkan skuad tim pabrikan Red Bull KTM akan diisi oleh Acosta dan Brad Binder.
• Resmi Batal! Jadwal MotoGP Kazakhstan 2024 Live Trans7 Minggu Akhir Pekan Ini, Bergeser ke Assen
Daftar Sementara Pembalap MotoGP 2025