TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Partai Golkar terancam kehilangan kursi untuk DPR-RI Dapil Kalbar II.
Berdasarkan dara yang masuk sudah mencapai 62.45 persen, perolehan suara Golkar tertinggal jauh dari PDIP dan Nasdem.
Melansir real count KPU versi: 21 Feb 2024 pukul 11:00:00 WIB progress: 3503 dari 5609 TPS Golkar baru memperoleh 53.942 suara.
Sementara PDIP sudah mengumpulkan 165.299 suaran dan Nasdem mengumpulkan 116.851 suara.
Raihan suara Partai Nasdem dua kali lipat dari perolehan Golkar.
Pada Pemilu 2019 silam Golkar memperoleh satu suara di Kalbar II.
Calon petahana Golkar adalah Adrianus Asia Sidot.
Lantas saat ini berapa perolehan suara Adrianus Asia Sidot?
Baca juga: BERAPA Perolehan Suara Abang Muhammad Nasir Mantan Bupati Caleg PPP DPR-RI Dapil Kalbar II Hari Ini
Partai Golongan Karya
Jumlah Suara Sah Partai Politik : 9.887
Jumlah Suara Sah Partai Politik dan Calon : 53.942
Calon Legislatif Jumlah Suara
1. Dr. Drs. ADRIANUS ASIA SIDOT, M.Si. 22.185
2. TEUKU RIAN REZKY HAMZAH 9.943
3. SUSANA HERPENA, S.Sos. 12.839
4. MASHUR, S.P. 1.807
Update perolehan suara DPR-RI Dapil Kalbar II: Link
KPU Evaluasi Sirekap
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengatakan pihaknya bakal mengevaluasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dari seluruh unsur baik dari sisi teknologi, infrastruktur, hingga pengguna.
“Segala bentuk evaluasi nanti akan kita lihat,” kata anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos di kantornya, Senin 19 Februari 20224.
Terpenting, tegasnya, KPU selaku lembaga penyelenggara harus menyampaikan hasil pemilu kepada masyarakat setransparan mungkin.
Lebih lanjut, Betty juga menyatakan Sirekap tidak hanya digunakan oleh satu dua orang saja, tetapi ada 1,6 juta akun Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tersebar di 800 ribu lebih tempat pemungutan suara (TPS).
Pengguna akun yang beragam ini tentu punya kapasitas masing-masing mulai dari gawai, infrastruktur, hingga jaringan.
Oleh karena itu, tidak tetutup kemungkinan galat terjadi dalam sistem yang disiapkan KPU untuk membantu proses rekapitulasi suara.
”Mereka itu adalah KPPS. Siapa KPPS? Adalah pekerja-pekerja KPU yang berasal dari masyarakat kita,” tuturnya.
”Masyarakat kita dari Sabang sampai Merauke dengan segala jenis kapasitasnya, dengan segala jenis handphone yang dimiliki, dengan segala jaringan yang dimiliki, dengan infrastruktur yang kita punya,” ia menambahkan.
Salah satu yang sempat disorot tentang Sirekap adalah soal jumlah suara yang berbeda. Betty pun mengungkapakan hal itu terjadi salah satunya karena kesalahan oleh KPPS dalam proses input data.
“Jadi kenapa angka anomali ada ? Karena saya KPPS, masnya KPPS, mbaknya KPPS, ada salah satu dari kita yang tidak menyesuaikan dengan angka yang sebenarnya, maka data kita tidak akan kompatibel dalam satu dapil (daerah pemilihan),” katanya. (*)