TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Simak rangkuman materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kurikulum Merdeka untuk Kelas 4 SD / MI sederajat Unit 5 Pola Hidup Bergotong Royong.
Rangkuman materi ini dapat dijadikan bahan belajar di rumah.
Ada juga link download materi PPKN Kurikulum Merdeka untuk Kelas 4 SD / MI semester 1 hingga 2.
Inilah pembahasan PPKN materi Unit 5 Pola Hidup Bergotong Royong Kelas 4 SD / MI semester genap di antaranya:
• Rangkuman Materi PPKN Kelas 4 SD Semester 2 Kurikulum Merdeka, Unit 4 Negaraku Indonesia
A. Pentingnya Kerukunan Hidup, Saling Berbagi, dan Tolong-menolong
Kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat biasanya disebut dengan istilah gotong royong. Gotong royong dilakukan dengan tujuan untuk meringankan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang seberat apapun akan terasa ringan dikerjakannya. Kegiatan gotong royong mengandung nilai kerukunan, saling berbagi, dan tolong-menolong.
Hidup rukun, saling berbagi dan tolong-menolong adalah perbuatan yang mulia dan membuat hidup kita bahagia. Kita dapat mempunyai banyak teman sehingga kita tidak menjadi sedih dan kesepian karena di sekeliling kita banyak teman yang menemani dalam hidup kita. Selain itu, kita menjadi disayangi oleh orang tua, guru, teman, dan anggota masyarakat lainnya. Hidup rukun, saling berbagi dan saling tolong dengan sesama termasuk nilai-nilai gotong royong.
Gotong royong banyak sekali manfaatnya, di antaranya dapat memperingan dan mempercepat pekerjaan selesai, menjalin kerukunan hidup bermasyarakat, dan mempererat rasa persaudaraan. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus melaksanakan gotong royong dalam seluruh kegiatan yang membutuhkan bantuan orang lain.
Gotong royong dapat kita wujudkan dengan melaksanakan hidup rukun, saling berbagi, dan saling tolong menolong dengan semua orang. Dengan demikian, hidup kita diliputi kedamaian, ketenteraman, kenyamanan, dan menyenangkan.
• Rangkuman Materi PPKN Kelas 11 SMA Semester 2 Kurikulum Merdeka, Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika
B. Mari Bermain Gobak Sodor
Permainan ini terkenal hampir seluruh wilayah Pulau Jawa. Ada yang berpendapat bahwa permainan ini asalnya dari daerah Yogyakarta. Nama permainan ini terdiri dari kata ‘Gobak’ dan ‘Sodor’. Menurut KBBI, Gobak berarti permainan tradisional dengan menggunakan lapangan berbentuk segi empat berpetak-petak, sedangkan sodor artinya tombak atau mengulurkan ke depan, bisa berupa tangan atau benda lain.
Konon katanya, dahulu para prajurit latihan berperang dengan bermain sodoran sebagai salah satu keterampilannya. Sodor adalah tombak tanpa bagian yang tajam atau runcing pada ujungnya dengan panjang kira-kira 2 meter.
Untuk bermain dalam permainan ini jumlah pemain harus berjumlah genap antara 6–10 orang dan terbagi menjadi dua kelompok; tim serang dan tim jaga. Jadi, setiap kelompok pemain beranggotakan 3-5 orang.
Peraturan dalam permainan ini adalah sebagai berikut:
- Setiap pemain tim serang dari tempat awalnya (pangkalan) harus berusaha melewati semua garis melintang. Apabila salah seorang pemain bisa kembali lagi ke pangkalan tanpa tersentuh tim jaga maka tim serang menang.
- Setiap pemain dari tim jaga hanya bisa bergerak di sepanjang garis melintang yang telah ditentukan. Jadi, kakinya harus selalu melintasi garis tersebut.
- Penjaga garis melintang pertama juga bertugas sebagai sodor boleh melalui garis sodor.
- Jika salah satu pemain tim jaga bisa menyentuh satu pemain tim serang maka tim jaga yang menang dan berganti menjadi tim serang. Begitu seterusnya.
- Jika terdapat satu petak yang terisi 2 atau lebih pemain maka tim serang kalah dan berganti jadi tim jaga.
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari permainan ini adalah sebagai berikut:
- membangun tim untuk bergotong royong;
- melatih kepemimpinan dalam kelompok.;
- mengasah otak dalam mencari strategi yang tepat;
- menambah kemampuan motorik kasar (berlari); dan
- meningkatkan ketangkasan dan kekuatan