3. Rawa merupakan tanah rendah (umumnya ada di daerah dekat pantai) yang digenangi air. Contohnya :
a. Rawa Bayu di Banyuwangi, Jawa Timur;
b. Rawa Lakbok di Jawa Barat; dan sebagainya.
4. Laut merupakan kumpulan air asin (dalam jumlah banyak) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Contohnya :
a. Laut Maluku;
b. Laut Jawa;
c. Laut Banda; dan sebagainya
Topik B:Mengapa Bentuk Permukaan Bumi Berubah-ubah?
Permukaan Bumi senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini bisa terjadi akibat banyak hal, baik hal-hal yang dilakukan oleh manusia ataupun hal-hal yang berkaitan dengan faktor alam. Contoh perubahan faktor alam, di antaranya gempa Bumi, gunung meletus, tsunami, hujan badai, angin puting beliung, dan sebagainya. Adanya bencana alam ini dapat mengubah kondisi lingkungan di sekitar kita. Misalnya, tsunami dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Pada umumnya, perubahan faktor alam ini sulit untuk kita kendalikan.
Berbeda dengan perubahan karena hal-hal yang dilakukan oleh manusia. Contoh perubahan karena aktivitas manusia, di antaranya pembangunan area perumahan, pabrik, jalan tol, dan gedung-gedung perkantoran di daerah dapat menyebabkan kondisi alam, seperti tepi sungai, hutan, area persawahan mengalami perubahan. Bisa jadi keberadaan hutan di suatu daerah menyebabkan daerah itu terasa rindang, namun setelah hutan ditebang maka suasananya menjadi gersang. Atau, kondisi suatu sungai yang awalnya jernih, kemudian berubah menjadi kotor akibat dari pembangunan pabrik yang berada di hulu sungai.
Topik C. Bagaimana Bumi Kita Berubah?
Permukaan Bumi tidak hanya terdiri atas satu lapisan saja, melainkan dalam bentuk lempengan-lempengan. Bagian-bagian yang diberi tanda garis berwarna kuning-kemerahan menunjukkan bidang batas antara lempeng satu dengan lempeng lainnya. Lempeng-lempeng ini akan bergerak sedemikian rupa akibat adanya arus konveksi pada bagian mantel dan inti luar.
Pada topik bahasan ini, peserta didik diajak untuk mengenal lebih dalam tentang bagaimana struktur lapisan permukaan Bumi yang berbentuk lempengan-lempengan yang dapat bergerak akibat arus konveksi pada mantel Bumi.
Pada prinsipnya, kalor akan berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Ketika zat cair bergerak, apapun yang mengapung di atasnya akan ikut bergerak. Hal ini juga terjadi pada lempeng-lempeng Bumi, di mana lempeng-lempeng tersebut bergerak akibat adanya arus konveksi di inti luar dan mantel Bumi.
Molekul-molekul air yang memiliki suhu lebih tinggi akan bergerak lebih cepat dibandingkan molekul-molekul air yang suhunya lebih rendah. Gerakan molekul ini akan melambat ketika molekul-molekul air yang lebih panas bertemu dengan molekul-molekul air yang suhunya lebih rendah.
Sehingga seolah-olah air yang suhunya lebih tinggi bergerak ke arah air yang suhunya lebih rendah. Adapun molekul-molekul air yang suhunya lebih rendah bergerak lebih lambat. Ketika ada kalor yang didapatkan dari uap air panas, molekul-molekul air ini gerakannya akan lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Pergerakan kalor dengan cara merambat melalui medium cair ini disebut dengan konveksi.
Selengkapnya materi IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Semester 1 dan 2 adalah:
Bab 1- Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi
Topik A: Cahaya dan Sifatnya
Topik B: Melihat karena Cahaya